Bukan hanya di China Daratan, sistem ini juga diakui secara umum pada beberapa negara Asia. Khususnya di Taiwan, di Korea, dan di Jepang.
Sementara, meskipun tidak terlalu populer, komunitas Tionghoa di Malaysia, Indonesia, Singapura, Hong Kong, bahkan Vietnam pun masih mengakuinya. Orang Vietnam bahkan memiliki padanan kata untuk sistem xu sui ini. Namanya, tuoi ta. Secara harafiah berarti "usia kita."
Ambigu
Sistem yang berbeda dari pola internasional ini bukannya tanpa hambatan. Di RRC misalkan. Pemerintah sadar jika banyak misinformasi akan terjadi jika sudah berhubungan dengan hubungan internasional. Untuk itulah mereka mengadopsi sistem kedua yang disebut dengan zhou sui.
Arti harafiahnya adalah usia peringatan atau usia penuh. Sistem ini tiada bedanya dengan yang berlaku umum. Penambahan usia diakui setiap tanggal kelahiran.
Meskipun demikian, sistem kedua yang sudah diterapkan sejak 1940an ini hanya berlaku formal dalam pengisian dokumen sipil. Sementara dalam percakapan informal, sistem xu sui, alias sistem tradisional tetap dikedepankan.
Hal yang sama juga terjadi di Taiwan. Di negara itu, penggunaan dua sistem masih berlaku. Baik secara formal, maupun informal.
Sementara di Jepang, sejak 1902, sistem yang bernama kazoedoshi  (menghitung tahun) ini sudah dianggap tidak berlaku lagi secara hukum. Namun, Masyarakat Jepang masih menggunakannya selama 50 tahun ke depan.
Pada 1950, barulah undang-undang menetapkan larangan bagi warganya untuk menggunakan sistem lama ini dan beralih ke sistem modern yang berdasarkan kalendar grogorian.
Sementara di Korea Utara, pemerintah otoriter telah resmi melarang sistem perhitungan usia model lama ini sejak 1986.
Menariknya, Korea Selatan yang seharusnya lebih "modern" malah terkesan lebih lamban. Pemerintah secara resmi melarang sistem tradisional dan mengharuskan warganya untuk menggunakan sistem internasional pada Juni 2023.