Awalnya aku pikir jika ini adalah bagian dari ritual. Mungkin ada hubungannya dengan pengharapan baik, sebagaimana tradisi-tradisi kuno yang mengikat.
Nyatanya tidak. Penyebabnya juga masih terkait dengan sistem xu sui yang tadi sudah kusebutkan. Xu sui artinya adalah usia imajiner. Ini adalah sebuah pola pemahaman usia yang dianut sejak zaman nenek moyang.
Secara harafiah "sui" berarti usia. Namun demikian, orang Tionghoa penganut paham tradisi memiliki cara tersendiri dalam melihat "sui."
Bayi Tionghoa akan berusia 1 tahun setelah ia lahir. Pada saat imlek pertama, ia akan bertambah dua tahun. Lalu, imlek-imlek berikutnya, usia bertambah 1 tahun.
Sebagai contoh:
Katakanlah si A lahir pada tanggal 21 Januari 2023. Usianya adalah 1 tahun. Keesokan harinya (22 Jan 2023) adalah tahun baru imlek. Dengan demikian, pada hari tersebut, usia si A sudah berumur 3 tahun, meskipun secara perhitungan awam, usianya baru dua hari.
Selanjutnya, mengacu kepada sistem xu sui, bayi Tionghoa akan bertambah 1 tahun pada setiap imlek, bukan pada tanggal kelahirannya. Dengan begitu si A akan berusia 4 tahun pada tanggal 10 Februari 2024 nanti, bukan pada tanggal 21 Januari 2024.
Mengapa demikian?
Sistem ini berasal dari sebuah perhitungan astrologi yang kompleks dan sudah berusia ribuan tahun. Orang Tionghoa kuno sangat percaya bahwa nasib seseorang terpengaruh dengan perhitungan astrologi / geomansi fengshui yang umum diketahui dengan sistem 12 shio.
Nah, nasib seseorang sebenarnya sudah berubah sejak imlek dimulai. Oleh sebab itu, sistem xu sui menganut paham bahwa usia seseorang dihitung berdasarkan berapa banyak shio yang sudah dilalui. Bukanlah perhitungan jumlah hari, bulan, atau tahun kalendar yang dilalui.
Tidak ada catatan yang jelas, siapa yang menciptakan sistem ini. Namun, sejarah mencatat bahwa sistem ini populer sejak era dinasti Song. (960-1279M).