Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Prolog Novel: De Oud Ziel

14 Oktober 2023   05:47 Diperbarui: 14 Oktober 2023   06:31 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"E-Eh. Aku pernah menjadi penari." Kata-kata itu keluar begitu saja sebelum ia menyesalinya. Seharusnya tidak relevan, perawat dan penari adalah dua hal berbeda. Bahkan bisa dibilang kontradiktif. Lagipula pilihan pekerjaan itu adalah bagian dari masa lalunya yang tidak ingin ia ingat lagi.

Terlalu kelam.

"Menarik," imbuh Henry tanpa menunjukkan sedikit pun perubahan ekspresi pada wajahnya. Namun, ucapan selanjutnya dari pria itu justru membuat wajah Medika merona.

"Aku selalu punya angan ingin bercinta dengan seorang penari."

"M-Maksudnya, Pak?" Mata bulat Medika menjadi semakin melingkar. Sejenak ia merasa mual. Ia tidak percaya jika kalimat itu tercetus dari seorang pria yang terlihat sopan dan terpelajar.

Pria itu seharusnya meminta maaf. Tapi, itu tidak pernah terjadi. Ia masih asyik dengan lembaran-lembaran kertas di tangannya, menyusurinya seperti sedang membaca novel. Diam dan tidak mau diganggu.

Medika semakin kikuk setelah diacuhkan. Pikirannya mengembara tanpa arah, melompat ke sana-sini seperti seekor monyet liar kelaparan. Mencoba mempertimbangkan, apakah ia harus tetap menunggu di sana atau langsung mendamprat pria yang baru saja melecehkannya itu. Untungnya, ia sadar jika ia adalah seorang wanita masa kini. Celotehan itu hanya akan menjadi aib bagi wanita seusia ibunya. Untungnya juga ia masih bisa merengkuh ketenangannya. Ia sadar jika dirinya butuh pekerjaan itu.

Terlebih lagi, kalimat dari Henry bisa saja tidak dimaksudkan buat dirinya. Itu hanya sebuah celotehan saja. Tidak lebih, tidak kurang.

"Tidak usah ge-er kamu, Medika!" teriak batinnya.

Kesabarannya membuahkan hasil. Karena beberapa menit kemudian, si pria flamboyan itu langsung memberikannya kabar baik.

"Kamu saya terima. Gaji kamu 15 juta per bulan. Bersih!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun