Jika Chuang bilang mereka berpisah karena masalah Toa Pe Kong, mamanya pasti murka dan sakit hati. Bagaimana mungkin orang Cina tidak percaya dewa bumi. Kuwalat namanya. Jika Chuang bilang perkara dewa berwajah sedih di rumah Cinta Jaya, mamanya pasti akan lebih murka lagi.
Akhirnya Chuang mengambil inisiatif. "Cinta lebih suka bule daripada Cina, Ma." Mamanya terdiam. Larut dalam kesedihan. Meskipun dalam hati ia bisa memaklumi, tersebab sedari kecil ia juga mengidolakan Charles Bronson. Aktor Hollywood yang sering main film koboi.
Tentu saja anaknya kalah jauh.
Benar kata orang, hati-hati dengan ucapan. Sebulan setelahnya Chuang mendengar kabar jika Cinta Jaya telah menemukan tambatan hatinya. Seorang bule asal Amerika. Bukan bule biasa, tapi yang berjanggut, rambut gondrong, dan tidak pakai baju. Chuang melihat fotonya sendiri. Dikirim oleh sahabatnya, Willi Andy.
Ya, Cinta Jaya menemukan jodohnya saat berpelisiran di Pantai Kuta Bali.
Chuang mengusap-usap wajahnya. Ia mencoba merengkuh kesadarannya. Tiada gunanya menyesali masa lalu, masa depan belumlah pasti, saat sekarang yang harus dijalani. Termasuk janjinya kepada sang Ibu untuk segera mencari jodoh dalam waktu tujuh hari. []
**
Acek Rudy for Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI