Pada saat tiba di Bandara Internasional Indira Gandhi, New Delhi India, kami disambut oleh panitia sederhana. Bunga disematkan pada leher, foto-foto pun berlangsung meriah.
Dan ternyata memang sederhana, sebabnya yang menyambut kami hanya seorang lelaki. Dia tidak saja mewakili panitia penyambutan, tapi juga supir, porter, sekaligus karyawan hotel.
Ah betapa efisien kerjanya, begitu aku membatin.
Setibanya di hotel, instruksi singkat pun diberikan. Besok pagi panitia acara akan menjemput kami pukul 9.00. Untuk itu, sarapan pagi akan tersedia mulai pukul 7.00 tepat.
Tentunya kami tidak mau telat. Sebelum pukul 8.00 pagi pun kami sudah siap. Di dalam ruangan breakfast, kami menjumpai beberapa kontingen negara lain. Seingat saya, ada dari Vietnam, Thailand, dan juga Malaysia.
Pukul 8.30 kami sudah menunggu di lobi. Suasana sepi, tidak banyak yang terlihat. Masih ada setengah jam sebelum bis berangkat. Demikian pikirku.
Lalu untuk mengusir kebosanan, saya pun keluar dari hotel, menuju ke pintu depan. Di sana saya melihat sebuah bis penuh penumpang yang sudah bersiap-siap berangkat.
Iseng, aku bertanya kepada petugas security yang berada di sana, "mau kemanakah mereka?" Jawabannya, menuju ke tempat acara berlangsung pada hari itu. Sontak diriku masuk ke dalam hotel memanggil dua kawanku.
Adegan selanjutnya cukup menegangkan. Kami berlari-lari mengejar bis yang sudah setengah jalan. Untungnya sang security cukup sigap. Ia mengendarai motornya menghentikan bis. Laksana film CHiPs yang sering kutonton dulu di TVRI.
Di atas bis, semua delegasi sudah lengkap. Memandang kami dengan wajah yang datar. Saya sempat terheran-heran. Ini belum jam 9 pagi, sesuai informasi yang kami terima. Tapi, bis sudah berangkat. Apakah di India, masyarakatnya punya kebiasaan kerja lebih cepat dari waktu yang ditentukan?
Panitia pelaksana pun tidak bereaksi. Tidak meminta maaf karena lupa menyapa kami, dan juga tidak ada salam selamat pagi. Ia hanya lanjut menghitung jumlah penumpang di bis.