Cukupkah kocek Indonesia untuk membeli sebuah kapal induk?
Sekarang mari kita bandingkan dengan anggaran pembelian alutlista Indonesia. Dikutip dari sumber [3], pada 2022 ini Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran terbesar dibandingkan Kementerian lainnya.
Totalnya adalah 133,9 triliun. Naik 13,28% dari 111,82 triliun pada APBN 2021. Posisi ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan anggaran militer terbesar kedua di ASEAN, setelah Singapura yang nilainya 166 triliun.
Jadi mengapa tidak membeli satu kapal induk?
Tentu saja anggaran militer bukan pembelian alutlista saja. Masih banyak kepentingan lainnya, seperti dukungan operasional tentara, biaya pemeliharaan peralatan militer, dan lain-lainnya yang harus terbagi secara merata kepada seluruh Angkatan.
Apalagi pengadaan kapal induk bukan hanya soal beli pakai saja. Ada biaya tambahannya. Kapal induk itu tidak berlayar sendiri. Ia bagaikan raksasa besar yang kuat, tapi lamban. Untuk itu maka harus ada pengawalan.
Biasanya ada armada pendukung pelengkap lainnya, seperti kapal selam, kapal perusak, dan juga kapal penyuplai. Jadi, kalau ditotal-total harga pengoperasian kapal induk bisa mencapai rata-rata 5,8 triliun per tahun.
Tetap saja, bukankah kapal induk itu penting?
Mengingat Indonesia adalah negara maritim, ada beberapa pendapat yang mengemuka tentang pentingnya Indonesia memiliki kapal induk.
Dilansir dari sumber [4], luasnya wilayah Indonesia sudah menjadi syarat utama bagi Indonesia untuk memiliki kapal induk. Sebabnya kapal induk tidak saja berguna saat perang.
Ia bisa juga berfungsi untuk penanganan bencana. Sebagai contoh, pada saat peristiwa tsunami Aceh (2004), Amerika mengerahkan USS Abraham Lincoln untuk membantu Indonesia.