Apakah data yang diberikan pemerintah itu bisa dipercaya? Tentu, karena menggunakan standar internasional. Hitungannya begini;
Ada yang namanya Indeks Harga Konsumen (IHK). Indikator yang mengukur harga rata-rata kebutuhan hidup. Seperti makanan, perumahan, pendidikan, dan ukuran lainnya yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Â
Lalu BPS menggunakan rumus sederhana untuk menentukan Laju Inflasi;
Laju Inflasi = (IHK bulan ini -- bulan sebelumnya) / (IHK bulan sebelumnya x 100%)
Jadi, saya buatkanlah hitungan sederhana Laju Inflasi dalam kehidupan sehari-hari. Katakanlah IHK adalah anggaran rutin bulanan yang biasa dikeluarkan oleh Mak Mike.
Misalkan untuk semua kebutuhannya di bulan Februari, ia menganggarkan 3.342.250 rupiah. Lalu di bulan Maret, untuk barang dan jasa yang sama ia mengeluarkan budget sebesar 3.654.500 rupiah.
Laju Inflasi rumah tangga Mak Mike adalah; (3.654.500 -- 3.342.250 = 312.250) / (3.342.250) x 100%. Hasilnya adalah 9,34%.
Benarkah demikian? Salah!
Hitungan sederhana ini lebih mirip kepada hitungan Indeks Biaya Hidup (IBH). IBH hanya salah satu komponen yang digunakan untuk menentukan Lajur Inflasi versi Organisasi Buruh Dunia (ILO).
Masih ada beberapa lagi komponen lainnya, seperti Indeks Harga Produsen, Indeks Harga Komoditas, Indeks Harga Barang Modal, dan Deflator Produk Domestik Bruto.
Keterangan lengkap bisa dibaca di sini (sumber: statmat.net)