Lain lagi dengan candaan April Mopnya. Ia berkicau tentang kebangkrutan Tesla. Tentu saja tidak lucu. Ini tentang pasar saham dunia. Asli gendeng!
Tapi, Musk tidak ambil pusing. Ia membayar kerugian sebesar 20 juta dollar AS. Baginya, harga segitu murah untuk kepuasaan egonya. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri.
Tidak suka dengan para politikus, Musk juga tidak segan-segan menghujat para pemimpin dunia. Mulai dari Joe Biden hingga meme yang membandingkan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dengan Adolf Hitler.
Meskipun pada akhirnya, Musk menghapusnya. Namun, sikap impulsifnya sudah kelihatan. Tak bisa ditahan.
Pernyataan remeh dan tidak berdasar, bagaikan gosip di warung kopi. Ia pernah menuduh salah satu penyelam yang menyelamatkan anak-anak di gua Thailand sebagai pedofil.
Tentu saja tuntutan hukum harus ia hadapi. Namun, Musk belum berhenti. Ia membeli perusahaan medsos tersebut.
Pantas saja para karyawan Twitter komat-kamit sendiri. Kehadiran Musk di Twitter bak mengundang penyamun masuk ke dalam sarang perawan. Dari sosok yang paling menonjol di Twitter menjadi figur yang paling berpengaruh.
Apakah Musk akan menjadi sopan?
CEO baru Twitter, Agrawal memiliki keyakinan demikian. Ia mengatakan jika kehadiran Musk di jajaran direksi akan membawa perubahan yang baik. Ia berkicau;
"Musk adalah orang yang kami percayai. Kritikannya terhadap layanan Twitter akan membuat kami lebih kuat untuk jangka panjang."
Jack Dorsey adalah sang koki China. Ia adalah founder dan juga sosok paling berpengaruh di Twitter. Entah bagaimana hubungannya dengan Musk kini, namun Musk pernah menghinanya sebagai "orang kepercayaan Stalin."