Seorang wanita turun dari mobil mewahnya. Menuju ke arah kelenteng tempat ia biasa bersembahyang menyambut imlek.
Kelenteng tersebut terletak cukup jauh dari gerbang masuk utama, sehingga ia harus berjalan menyusuri halaman yang dipenuhi oleh orang yang berjualan.
Tetiba langkahnya terhenti. Seorang peramal jalanan menghampirinya dengan muka serius.
"Ibu, bisakah aku meramal nasibmu? Saya tidak akan meminta apa-apa." Ujar sang peramal tua.
Awalnya wanita tersebut enggan. Namun, ia baru sadar jika dirinya memang belum pernah diramal. Akhirnya ia pun memutuskan untuk singgah ke lapak sang bapak tua tersebut.
Sang peramal pun mulai berbicara, "Saya mendapat firasat jika ibu bukan orang biasa-biasa. Bisakah saya meminta nama dan tanggal lahir ibu?"
Sang wanita pun memberikan data yang diminta lengkap. Tidak sampai beberapa menit mata sang peramal terbelalak, wajahnya keheranan...
**
Mei-ling duduk di depan tempat usahanya. Sebuah kios kecil yang berjejeran dengan lapak-lapak lainnya. Di sebuah pasar di pinggiran kota Taipei. Sulit dibedakan, karena hampir semua tempat menjual dagangan yang sama: aksesoris imlek.
Suara bising berasal dari seluruh penjuru. Para pedagang beradu gaduh untuk menarik para pengunjung pasar yang mulai ramai menjelang imlek.