**
"Dugaan saya benar, kalau dari tanggal lahir dan nama ini, seharusnya ibu sudah meninggal. Saya yakin dengan itu. Apakah ibu adalah seorang dewi yang turun dari langit?" Sang peramal berujar dengan suara yang tegang.
Mei-ling tersenyum, "benar pak, saya adalah arwah orang mati."
Mei-ling tidak berbohong, karena kenyataanya memang demikian. Ia tidak lagi melanjutkan, karena memang sudah mengharapkan jawaban yang sama.
**
Sejak pertemuannya dengan Nyonya Li, sang ibu telah menjadi orangtua Mei-ling yang keempat. Selama bertahun-tahun ia merawat Nyonya Li dengan sepenuh hati hingga akhir hayat hidupnya.
Namun, tidak banyak yang tahu, termasuk Mei-ling sendiri. Saat ibunya melahirkan Mei-ling, kehidupan keluarganya sangatlah miskin. Saking melaratnya sehingga mereka tidak bisa lagi membeli makanan bagi Mei-ling dan juga saudara kembarnya.
Akhirnya, sang kepala desa pun turun tangan. Atas permintaan keluarga, ia membawa pergi saudara kembar Mei-ling secara rahasia dan "menjualnya" kepada seorang wanita kaya dari Taipei yang tidak punya anak.
Untuk mengaburkan identitas keluarga, sang kepala desa mengganti nama dan tanggal lahir saudara kembar Mei-ling dengan nama putrinya yang sudah meninggal. Tidak ada yang mengetahui kisah tersebut kecuali sang kepala desa dan kedua orangtua Mei-ling.
Kelak nama dan tanggal lahir yang sama inilah yang diberikan kepada Mei-ling. Hingga akhirnya Mei-ling juga menjalani proses yang sama. Bertemu dengan orangtua yang mengadopsi saudara kembarnya.
TAMAT