"Apakah kita pernah mengalami pelecehan seksual sewaktu kecil?" Untuk pertama kalinya, Alex mulai merasa terganggu. Ia bertanya kepada Marcus yang memutuskan untuk tetap diam.
"Apakah kita pernah mengalami pelecehan seksual sewaktu kecil?" Alex bertanya Kembali kepada Marcus yang berjalan menuju dapur.
"Apakah ibu yang melecehkan kita?" Pertanyaan ketiga dilontarkan, dan Marcus hanya menjawab singkat; "Iya, ibu pernah! Ia melecehkan kita berdua."
"Kapan kejadiannya? Bagaimana bisa? Mengapa ibu melakukan itu?" Pertanyaan selanjutnya datang bertubi-tubi. Namun, tidak pernah dijawab lagi oleh Marcus.
Act 3 // Tell Me Who I Am
Marcus telah memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Alex. Konsekuensinya, mereka harus terpisah. Alex menganggap jika Marcus telah mengkhianatinya. Sebagai satu-satunya orang yang ia percayai telah membohonginya dengan kisah indah palsu.
Ia ingin tahu masa lalunya yang kelam, yang lenyap dari bayangannya. Tapi, Marcus tetap bersikeras. Itu adalah pil pahit yang tidak perlu ditelan oleh Alex. Ia menyanyangi Alex dan tidak perlu lagi melibatkannya ke dalam neraka yang pernah diderita.
"Alex telah melupakan masa lalunya akibat amnesia, sementara saya telah melenyapkan masa laluku dengan usahaku sendiri," pernyataan Marcus menjelaskan mengapa ia memutuskan untuk diam.
Karena baginya, hidup Alex sudah cukup rumit dengan amnesia yang ia alami. Menyembunyikan kejadian sebenarnya adalah cara terbaik untuk melindungi Alex. Sekaligus melindungi dirinya, membuang jauh semua rasa sakit dari trauma yang pernah ia alami.
Meskipun dengan sebuah akibat yang sangat tidak nyaman. Marcus harus rela dicap pembohong oleh saudara satu-satunya sendiri. Marcus harus rela Alex meninggalkannya dan tidak pernah mau bertemu dengannya lagi.
Setelah 32 tahun berlalu, mereka akhirnya ketemu lagi. Mereka telah memiliki kehidupannya masing-masing. Menikah dan memiliki keluarga kecil.