"Untuk apa? Itu bukan sesuatu hal yang penting." Alex hanya terdiam, dan sekali lagi tidak pernah mempertanyakannya lagi.
**
Setelah kepergian ayahnya, Alex merasa akan ada yang berbeda dari hidupnya. Mereka mungkin bisa sedikit lebih bebas.
Nyatanya tidak, rumah utama tetap adalah daerah terbatas bagi kedua saudara ini. Kunci rumah tetap menjadi milik ibunya, pengganti ayahnya.
Namun, Alex tetap saja tidak curiga. Baginya itu adalah warisan yang harus dijaga oleh seorang istri yang setia.
Tidak lama kemudian, ibunya meninggal, akibat kanker otak ganas yang ia derita.
Semuanya berubah setelah kedua anak ini menjadi pewaris tunggal. Ruangan yang dulu terlarang kini sudah menjadi wilayah jelajah. Satu persatu bagian rumah mereka telusuri, menyelisik peninggalan kedua orangtuanya.
**
Dari sinilah keanehan mulai muncul. Sedikit demi sedikit rahasia keluarga ini mulai terkuak.
Di ruang kerja ayahnya, banyak lembaran-lembaran uang yang disembunyikan di dalam bekas-bekas botol selai. Di ruang bawah tanah tersimpan semua hadiah natal dan tahun baru kepada Alex dan Marcus yang tak pernah dibuka. Dan di lemari ibunya, banyak sex toy.
Titik puncaknya adalah sebuah foto yang tersimpan di dalam lemari terkunci ibunya. Sebuah foto tua. Foto Alex dan Marcus saat masih kecil. Telanjang, tanpa busana. Setengah tersobek, pada bagian kepala mereka.