Kendati ada ilmu empiris, namun hanya dalam bentuk persamaan energi saja. Tidak ada lagi Ken Arok, Ken Dedes, atau Raja Kertajasa. Jadi, seharusnya titisan mereka juga tidak perlu dipedulikan lagi.
Naif rasanya jika menghubungkan keruntuhan Kertajaya dengan runtuhnya sebuah pemerintahan yang syah berdaulat. Kendati apa yang terjadi 1000 tahun yang lalu, hingga kini masih memiliki banyak persamaan.
Tentang ambisi yang berujung keji, tentang nafsu duniawi yang membutakan hati, tentang politik dengki yang melahirkan para hewani. Semuanya ada sejak dulu hinga kini.
Semoga dengan pelajaran sejarah, manusia dapat mengambil contoh. Bahwa kehendak / niat yang buruk akan menghasilkan akhir yang buruk juga.Â
Semoga demikian adanya.
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H