Oleh Mpu Loghawe, Ken Arok dibawa ke Tunggul Ametung untuk menjadi pengawalnya. Saat itu, Tunggul Ametung adalah penguasa Tumapel. Ia memiliki seorang istri yang cantik bernama Ken Dedes.
Ken Arok jatuh cinta pada istri majikannya ini. Ditambah lagi, ia memercayai ramalan Mpuh Loghawe yang mengatakan jika Ken Dedes akan melahirkan keturunan raja-raja Jawa.
**
Siasat pun dibuat, Ken Arok bertemu dengan Mpu Gandring, seorang pembuat keris ternama di zamannya. Tujuannya untuk membuat sebilah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung.
Mpu Gandring menjanjikannya waktu setahun untuk menuntaskan pekerjaannya. Sebabnya Tunggul Ametung memang dikenal sakti, tidak mudah membunuhnya.
Namun, Ken Arok tidak sabar lagi. Baru berjalan beberapa bulan, Ken Arok sudah ingin memuluskan ambisinya. Untuk memastikan kesaktian keris yang baru setengah jadi, ia pun mengetesnya. Berhasil! Keris tersebut mampu menembus dada Mpu Gandring yang juga sakti.
Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengutuk keris tersebut. Kelak keris tersebut akan membunuh tujuh orang besar, termasuk Ken Arok dan turunannya.
Sebagai catatan tambahan, menurut legenda, ketujuh orang yang dimaksud adalah:
- Mpu Gandring, sang pembuat keris
- Tunggul Ametung, penguasa Tumapel.
- Ken Arok sendiri.
- Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok.
- Anusapati, anak Ken Dedes dan Tunggul Ametung yang memerintah Ki Pengalasan untuk membunuh Ken Arok.
- Tohjaya. Namun anak Ken Arok dari selir Ken Umang ini hanya terluka saja. Kendati demikian, ia akhirnya tewas karena luka-luka yang ia derita.
- Ken Dedes
Belakangan, keris itu dianggap penuh kutukan, sehingga oleh seorang raja Jawa yang sakti, dibuanglah keris ini ke kawah Gunung Kelud
**
Setelah mendapatkan keris dari tangan Mpu Gandring, Ken Arok pun kembali ke Tumapel. Di sana ia menyusun rencana licik. Dengan sengaja, ia meminjamkan keris tersebut ke Kebo Ijo sahabatnya.