Ken Arok adalah legenda. Masa lalunya suram, kelahirannya tak diinginkan. Ia  adalah hasil perselingkuhan ibunya yang bernama Ken Ndok dengan seorang lelaki asing. Setelah Gadjah Para, mengetahui tindakan istrinya, Ken Ndok pun diceraikan.
Lima hari setelah menceraikan istrinya, Gadjah Para meninggal. Sementara Ken Ndok yang malu setelah aibnya ketahuan, membuang bayinya ke sebuah kompleks pemakaman.
Pada malam harinya, seorang lelaki bernama Lembong tertarik dengan seberkas cahaya yang keluar dari sudut gelap. Dari jauh ia dapat mendengarkan tangisan bayi Ken Arok.
Lembong pun memutuskan untuk memungut bayi tersebut dijadikan anak angkat. Berita cepat tersebar. Ken Ndok pun mendengarkannya. Ia datang dan mengaku kepada Lembong, bahwa bayi itu adalah anaknya dan ayahnya adalah batara Brahma. Ia merestui anaknya diasuh oleh Lembong.
Namun, Ken Arok bukanlah anak pembawa keberuntungan. Sejak kecil, Ken Arok sudah suka main judi, sehingga menghabiskan harta orangtua angkatnya. Lembong pun jatuh miskin dan mengusir Ken Arok.
Kali ini giliran Bango Samparan yang mengasuhnya. Ia adalah seorang penjudi dari Desa Karuman (sekarang Blitar). Lain Lembong, lain pula Bango. Menurut ayah angkat barunya ini, Ken Arok adalah pembawa keberuntungan.
Namun, Ken Arok tidak betah diasuh Bango. Khususnya istrinya yang bernama Genukbuntu. Ia pun memutuskan untuk hidup berkelana setelah berjumpa dengan Tita, anak seorang kepala desa setempat.
Keduanya kemudian menjelma menjadi sepasang perampok yang paling disegani di seantero kerajaan Kediri.
**
Titik balik kehidupan Ken Arok terjadi pada saat ia bertemu dengan Mpu Loghawe, seorang brahmana dari India. Sang brahmana tersebut datang ke Jawa untuk mencari titisan Dewa Wisnu.
Menurut kitab Paralon, Ken Arok dianggap memiliki ciri-cirinya. Mpu Loghawe juga meramalkan bahwa Ken Arok akan menjadi orang besar pendiri sebuah dinasti.Â