Saya setuju dengan Engkong, karena menurut pendapatku, dari 20 peserta yang masuk nominasi, hanya 3 produsen noise saja. Namanya tidak kusebutkan untuk alasan etika. Tapi, jika kamu penasaran lihat saja yang tampangnya mupeng (muka pengen), murem (muka serem), dan mumeng (muka meong).
Mungkin ini senada dengan keinginan admin untuk menjadikan rumah bersama ini sebagai rumah akur. Jika memang demikian, saya dukung sepenuhnya.
Disklaimer Kompasianer of The Year
Boleh dong berandai-andai. Ada 4 jagoan yang muncul di kepalaku. Analisisnya sederhana, berdasarkan perasaan saja. Tapi, bukannya tidak mendasar. Ada logika argumen versi Acek-nya alias Logical Fallacy.
Roselina Tjiptadinata
Saya memilih Bu Roselina Tjiptadinata karena ia mewakili kaum wanita. Banyak penulis perempuan yang hebat di K, tapi tidak banyak yang konsisten menulis. Bunda Rose salah satu dan satu-satunya.
Ini adalah pendapat pribadiku, tapi saya juga tidak ceroboh mengeluarkan argumentasi ini. Semoga besok atau besok Anda bisa menikmati hasil wawancaraku dengan beliau yang akan terbit di akun Inspirasiana. Pantaslah beliau menjadi Kners of The Year.
Felix Tani
Saya memilih Felix Tani yang bukan Engkong. Kenapa? Karena Engkong identik dengan noise van bekicot. Sementara Felix Tani adalah pribadi intelektual yang penuh ide kreatif.
Tulisannya bukan hanya tentang opini saja. Ia juga bisa menelurkan novel Poltak berseri yang sudah sampai ke level 81. Ilmu Sosiologi mampu dibuat santai. Membuat yang mumet jadi lemas gemulai.
Ia juga mampu menjadi influencer di K. Kritikannya yang tajam tapi penuh canda banyak dibaca orang. Ia juga mampu menciptakan "dunia lain" di K yang bernama Gang Sapi. Pantaslah beliau menjadi Kners of The Year.