Sebabnya semua sarang burung walet di sana diyakini sebagai milik Nyi Roro Kidul. Pegelaran wayang kulit di bibir gua pantai Karang Bolong wajib diadakan. Ceritanya bisa bermacam-macam, yang penting tokoh utamanya tidak bisa mati. Kalau tidak, maka akan ada musibah keesokan harinya.
Kualitas Walet Indonesia
Selain karena susah dijangkau, walet Indonesia juga terkenal kualitasnya karena lingkungan alam yang mendukung. Gua lembab dan dalam yang alamnya masih tergolong perawan.
Pun dengan bentuk sarang burung. Kualitasnya sangat tergantung pada 3 hal, yakni; (1) belum ada kotorannya sama sekali, (2) belum pernah dipakai kawin, dan (3) belum pernah dipakai bertelur.
Meskipun demikian, banyak juga walet kota. Alias walet yang "diternak" di atap-atap rumah kosong yang berada di kota atau pemukiman penduduk.
Pelaku Usaha Sarang Burung Walet
Kendati menggiurkan, bisnis ini hanya dikuasai oleh 23 pengekspor resmi dari Indonesia. Sebelumnya malahan hanya 6 saja. Tapi, ini sudah mending karena tidak ada yang melakukannya sebelum tahun 1998. Semua eksportir berasal dari negara tetangga yang bertindak sebagai makelar saja.
Namun, angka ini tidak mewakili pengusaha walet di seluruh Indonesia. Di Jawa Timur saja ada sekitar 700 pengusaha yang tidak memiliki izin ekspor. Entah apa sebabnya. Ini belum termasuk di provinsi lain.
Kisah Major Jantje dan Kesenian Tanjidor
Seberapa tajirkah mereka? Saya tidak tahu pasti. Yang pasti banyak diantara mereka menjalankan usaha ini secara turun temurun. Kebanyakan sudah generasi ketiga, tapi ada juga yang sudah generasi ketujuh.
Ada kisah legendaris tentang Major Jantje yang dikutip dari sumber (tribunnews). Kisah ini diituliskan oleh Johan Fabricus dalam bukunya: Major Jantje, Cerita Tuan Tanah Batavia Abad ke-19.