"Dokter tidak boleh mengeluarkan pernyataan apa yang terjadi sebelumnya terhadap kondisi selaput dara, karena memang tidak memungkinkan untuk mengetahuinya," pungkas dr.Robbi.
Selaput Dara dan Darah Perawan Bukan Tolak Ukur Keperawanan
Selaput dara adalah lapisan tipis dan lentur yang melindungi vagina bagian dalam. Lazim disebut himen (hymen).
Bentuknya bermacam-macam. Ada yang tebal dan ada yang tipis. Ada yang lubang di tengahnya besar, ada pula yang kecil.
Bagi yang tipis dan lubangnya kecil, tentu rentan sobek. Hanya gegara aktivitas fisik atau kecelakaan ringan semata. Namun, bagi yang tebal dengan lubang yang besar, setelah berhubungan seksual pun kadang belum tentu robek.
Begitu pula halnya dengan darah perawan. Pendarahan di malam pertama disebabkan karena selaput darah yang sobek. Tapi, sebagian wanita juga memiliki selaput darah yang tipis, sehingga hanya akan mengeluarkan luka sedikit ketika pertama kali bersenggama.
Terkait dengan moral, selaput dara sering dihubungkan dengan gairah. Konon wanita yang sudah tidak perawan memiliki gairah seksual yang lebih besar dibandingkan gadis perawan.
Itulah sebabnya stigma "wanita baik-baik" jarang melekat pada gadis yang tidak perawan. Budaya patriarki masih menganggap jika seorang wanita yang baik tidak seharusnya bernafsu pada saat pertama kali melayani suaminya.
Padahal kesadaran gairah seksual sudah muncul jauh sebelum perkawinan. Biasanya beriringan pada saat seseorang mencapai masa puber. Ini berlaku bagi pria maupun wanita.
Pertanyaan yang menggelitik bagi para lelaki. Apakah Anda peduli dengan keperawanan calon istri Anda?
Mungkin iya, meskipun Anda tidak sepenuhnya jujur tentang status keperjakaan Anda kepada sang istri.