Rasa takut datang tergantikan dengan rasa cinta yang tak bertepi.
Hingga suatu saat...
Sekelompok anak muda berdiri di atas jembatan penyeberangan. Mereka mengibarkan bendera dan dengan lantang menyerukan; "Ini adalah identitas kami."
Kelompok anak muda tersebut adalah para demonstran. Mereka melancarkan aksi penolakan penggantian bendera yang telah diputuskan oleh pemerintahan baru.
Tak berapa lama kemudian, bunyi rentetan senjata terdengar. Pihak militer menembakkan senjata ke arah demonstran. Tiga orang tewas di tembak. Puluhan lainnya terluka.
Melihat aksi militer, pengunjuk rasa pun memilih bubar. Tapi, mereka tetap membawa bendera negara ini di tangannya. Berjalan dengan tenang.
Para penduduk yang berada di pinggir jalan memberikan dukungan sambil bersiul dan bertepuk tangan. Mengelu-elukan para pejuang demokrasi yang berani mati.
Mereka punya alasan untuk menyambut gembira. Pada hari tersebut negara sedang merayakan hari kemerdekaannya.
**
Sehari kemudian, sekelompok wanita berhijab turun ke jalan. Mereka juga membawa bendera pusaka bangsa ini. Masih dalam rangka memperingati hari kemerdekaan, sembari memprotes aksi penembakan para demonstran sehari sebelumnya.
Unjuk rasa mereka disambut dengan tendangan dan pukulan yang membabi buta oleh militer penguasa. Sikap ini tidak selaras dengan kampanye pemimpin negara yang mengatakan akan menghormati hak kaum perempuan.