Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lelucon Seks, Jangan karena Refleks, Semuanya Jadi Kompleks

9 Juli 2021   05:46 Diperbarui: 9 Juli 2021   06:00 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika lelucon tentang seks merendahkan kaum wanita, maka lelucon tersebut akan menjadi lelucon seksis. Efeknya bisa melebar. Kaum wanita yang tidak terima bisa saja dianggap terlalu baperan atau tidak asyik diajak bercanda.

Saat mereka mengeluh, hanya ditenangkan dengan mengatakan bahwa itu hanya sekadar guyonan. Padahal, bisa saja korban sudah merasa tidak nyaman hingga menimbulkan trauma padanya.

Kelima; Saling Menghargai

Sayangnya korban lelucon seksis bukan hanya milik kaum perempuan saja, lelaki pun terkadang menjadi korban. Dalam budaya patriarki, konsep yang diyakini adalah pria harusnya lebih superior.

Pun halnya dengan jenis pekerjaan dan posisi jabatan. Seringkali kita menemukan lelucon tentang pria yang diolok-olok karena profesi pilihannya, atau karena jabatannya yang rendah. Konteks "sangat lelaki" atau "kurang lelaki" pun terbersit dalam candaan yang tidak perlu.

Untuk itulah, ada bagusnya kita saling menghargai. Bahwa pria dan wanita memiliki kesetaraan. Tidak ada yang membedakan apa pun status dan posisinya di masyarakat. Merekatkan diri dengan sebuah lem bernama empati sangat patut direnungkan.

Lantas bagaimana dengan guyonan seks? Apakah Diperbolehkan?

Pandai-pandailah berguyon, karena setiap orang berhak untuk hidup nyaman, tanpa gangguan, dan menikmati candaan. 

Saya sendiri juga harus jujur, kadang masih terselip lidah. Untuk itu, jika ada guyonanku yang tidak berkenan, saya mohon maaf.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun