Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Pilu Kebakaran Mal Yogya Klender Mei 98: "Tolong Ma, Buka Pintunya"

14 Mei 2021   18:59 Diperbarui: 14 Mei 2021   19:05 32453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayat hangus terbakar korban kebakaran mal yogya klender (law.justice.co)

Maria tak sanggup kesana. Ia tak mampu melihat deretan mayat yang sudah gosong dan bau. Kakak Stevanus yang diutus ke sana. Tapi, ia tidak bisa lagi mengenali mayat yang sudah hangus.

Stevanus belum kembali dan mungkin tidak pernah akan kembali. Maria hanya bisa berdoa. Kalau memang Stevanus takut pulang biarlah ia ditunjukkan jalan pulang. Jika ia sudah masuk terbakar, mohon ampuni dosanya.

Kusmiati dan Jasad Mustofa yang Hangus Terbakar

"[...] Di dalam ambulans, saya pangku jenasah anak saya yang sudah hangus terbakar. [...]"

Mustofa, siswa SMA baru berusia 18 tahun. Ia berpamitan pada ibunya untuk bermain catur. Tidak ada sedikit pun firasat dari Kusmiati. Padahal itu adalah pertemuan terakhirnya dengan anaknya.

Sore harinya ia mendengar kabar tentang kebakaran Yogya Plaza Klender. Kusmiati belum menyadarinya, hingga Mustofa tidak kembali ke rumah.

Setelah tiga hari setelah anaknya tak ditemukan, barulah Kusmiati menemukan jasadnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

"Saya yakin itu anak saya. Kondisinya sudah hangus tak utuh, tapi saya mengenal baju dan celana dalamnya," tutur Kusmiati.

Mustofa diduga diajak kawannya turut menjarah di mal Yogya, tahunya ia terjebak dan mati terpanggang.

Kuburan tanpa nama korban kerusuhan mei 98 (liputan6.com)
Kuburan tanpa nama korban kerusuhan mei 98 (liputan6.com)
Tidak ada penjelasan apa pun dari pihak Rumah Sakit. Kusmiati hanya diminta membayar sejumlah uang administrasi sebelum membawa jenasah anaknya pulang.

"Setelah itu baru jenazah boleh dibawa pulang. Saya pangku Mustofa selama di dalam ambulans," kata Kusmiati.

Kusmiati cukup beruntung, Mustofa anaknya tak dikuburkan di kuburan massal TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur. Ada 131 nisan tanpa nama berada di sana. Korban kerusuhan Mei 98 yang dimakamkan secara massal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun