Kepanikan ini adalah warisan. Selama sekian abad lamanya, masih menjadi masalah. Dunia kedokteran modern pun mengambil jalan tengah.
Kebotakan tidak lagi dipandang sebagai penyakit. Tapi, sebuah gejala yang bernama "Androgenic Alopechia." Wajar adanya.
Tapi, para lelaki belum bisa menerimanya. Kebotakan dianggap sebagai kutukan yang harus ditumpas. Mulai dari obat tradisional hingga transplantasi rambut modern. Semua cara dilakukan.
Mau tahu berapa total uang yang dihabiskan untuk rambut? 3,5 miliar dollar AS per tahun. Bandingkan dengan anggaran negara Makedonia tahun 2020 yang hanya 2,75 milliar dollar AS.
Mengapa demikian? Menurut survey International Society Hair Restoration Surgery tahun 2009, sebanyak 60% lelaki lebih mencintai rambut daripada uang dan teman.
Pandangan Wanita Terhadap Lelaki Botak yang Tak Disadari
Frank Muscarella, psikolog Universitas Barry, pada tahun 1990-an pernah melakukan kajian terkait hal ini.
Pria plontos dianggap tidak menarik dari sisi fisik. Namun, mereka memiliki keunggulan yang berbeda.
Pria botal dipandang lebih cerdas, dominan, berpengaruh berstatus tinggi, jujur bahkan penolong. Kekuatan non-badaniah inilah yang membuat wanita klepek-klepek.
Seperti yang kita ketahui, wanita memerlukan rasa aman. Hal yang hanya bisa diperoleh dari pria yang terlihat matang secara sosial. Â
Image pria botak (dan klimis) sebagai orang baik-baik juga sudah memasyarakat sejak dulu kala. Jika Anda memerhatikan lukisan kuno, tokoh antagonis selalu dideskripsikan sebagai seorang dengan bulu lebat dan brewokan.