Petang itu, di tengah Kawasan Orchard Road Singapura yang padat, masyarakat berlalu-lalang seperti biasanya.
Tiba-tiba, sebuah bunyi ledakan menggemparkan ketenangan. Sebuah bom telah meluluhlantakkan gedung bank yang dibangun sejak 1949 tersebut. Tepatnya di MacDonald House yang merupakan markas Hong Kong Bank (HBC).
Letusan besar tersebut berasal dari tas ransel yang ditaruh di dekat lift. Tercatat 3 orang meninggal, 33 orang lainnya mengalami luka-luka, dan semua mobil yang diparkir di halaman gedung juga hancur.
Berbekal 12,5 kilogram bahan peledak, pelakunya bukan orang sembarangan.
Mereka bukan teroris, tapi anggota Korps Komando Operasi (KKO), marinir TNI Angkatan Laut. Kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 10 Maret 1965.
**
Usman Janatin mendaftarkan diri sebagai anggota KKO setamat lulus dari sekolah menengah. Ia ingin menjadi marinir. Impiannya dikabulkan pada tahun 1962.
Saat itu, republik ini sedang berkonflik. Musuhnya adalah tetangga yang masih bernama Federasi Malaya alias Persekutuan Tanah Melayu.
Negeri Jiran ini melakukan tindakan semena-mena yang membuat presiden Soekarno murka pada saat itu. Yaitu, mencaplok Sabah, Sarawak, dan Brunai Darussalam. Sebabnya ketiga wilayah ini masih berada di tanah borneo, berbatasan dengan wilayah NKRI.
Menurut Soekarno, upaya yang dilakukan oleh Malaya adalah bentukan kolonialisasi baru. Sang presiden melihat ancaman lanjutan terhadap kedaulatan RI atas aksi ini.
Inggris dituduh berada di baliknya. Pejuangan Dwikora pun dilancarkan. "Ganyang Malaysia" pun dicetuskan.