Ia memberi contoh beberapa pemain seperti Taufik Hidayat, Tri Kusharjanto, Iie Sumirat, hingga Kevin Sanjaya. Menurutnya, mereka memiliki variasi pukulan yang cerdas dan lengkap. Mereka siap diajak rally sampai adu smash.
Anugrah ini tidak bisa didapatkan melalui pelatihan nasional (pelatnas) hingga ke padepokan bulutangkis mana pun.Â
"Sudah dari sononya dan gak bisa diajarin."Â Ujar Christian Hadinata.
Hingga disini kita tahu rumus sederhana mengapa orang Indonesia jago main bulutangkis;
Banyak minat + Talenta yang Membuncah + Kecepatan + Insting + Variasi pukulan yang komplit.
Namun, untuk menjawab pertanyaan mengapa orang Indonesia jago bulutangkis, rasanya tidak lengkap jika tidak menilik sejarah
Olahraga ini lahir di India. Di sana ada sebuah permainan tradisional yang bernama "poona." Bangsa Inggris yang pernah menjajah negeri itu kemudian memodifikasinya dan diberi nama Badminton.
"All England" sendiri berarti Inggris. Nama "Thomas" dan "Uber" juga berasal dari negeri moyangnya badminton tersebut. Sayangnya, sepertinya olahraga ini terciptakan untuk orang Asia. Sejak tahun 1949 piala Thomas dan Uber tidak pernah lagi keluar dari Asia.Â
Di benua Asia, olahraga ini baru populer pada tahun 1934. Adalah Malaya dan India yang merupakan negara koloni Inggris yang mendapat kesempatan terbentuknya persatuan bulutangkis. Kala itu Indonesia masih belum apa-apanya.