Di situlah aku mulai kikuk. Hati menyesal, mengapa aku tidak melihatnya lama-lama ketika aku mempunyai cukup waktu. Mungkin saja sang suami menganggap aku adalah lelaki terhormat yang bisa menikmati seni lukisan. Tapi, rasanya sih dia salah.
**
Aku pamitan kepada Pariman yang pada hari ini telah mengajariku tentang makna kejujuran. Aku pamitan untuk buang air kecil. Ia menyahut dari jauh,
"Hei, Manukmu dicekeli." Teriak Pariman dari jauh.
Aku yang sudah menuliskan artikel ini, tentunya paham jika "manuk" itu adalah "k*ntol."
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H