Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mungkin Kita Harus Belajar dari Pariman Mengucapkan Kata "K*ntol"

16 Maret 2021   16:22 Diperbarui: 16 Maret 2021   16:32 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mungkin Kita Harus Belajar dari Pariman Mengucapkan Kata

**

Senada dengan hal ini, Dewi Candaningrum, Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan berkata bahwa publik dan pemerintah harus membedakan konten antara edukasi dan pornografi.

"Pengetahuan tentang seksualitas dan tubuh harus dipelajari sejarahnya. Ini terkait juga dengan sejarah fesyen dan Nusantara. Hal-hal seperti ini tidak boleh disensor karena merupakan pengetahuan," ujarnya.

Dewi menilai saat ini masyarakat semakin konservatif dan ketakutan terhadap tubuh perempuan. Ia menyebutnya sebagai "fobia baru."

Istilah ini ditanggapi dengan serius. Dewi bahkan menghubungkannya dengan kata "fobia komunis." Sesuatu yang harus diberantas hingga akar. Jadi, jika tubuh wanita dianggap fobia, maka jelas akan menjadikan perempuan sebagai korban.

**

Lantas apa yang membuat mengapa masyarakat modern semakin takut dengan "erotisme?"

Informasi yang tumbuh subur membuat jaringan informasi tidak lagi tersaring dengan baik. Seks memang memiliki dua sisi yang saling berseberangan.

Yang pertama sebagai edukasi, karena memang proses reproduksi manusia adalah hal yang tak terbantahkan. Mengagungkan seks sebagai seni adalah upaya masyarakat zaman dulu untuk menghormati siklus kehidupan.

Kedua, seks sebagai alat eksploitasi. Seiring waktu berjalan, norma Susila menjadi semakin teriris. Seks tidak lagi menjadi sebuah seni yang terhormat. Ia menjadi bagian dari rekreasi yang tidak bertanggung jawab.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun