Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mungkin Kita Harus Belajar dari Pariman Mengucapkan Kata "K*ntol"

16 Maret 2021   16:22 Diperbarui: 16 Maret 2021   16:32 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mungkin Kita Harus Belajar dari Pariman Mengucapkan Kata

Mari kita lihat fakta. Tanpa bermaksud merendahkan sejarah bangsa, banyak pakaian adat wanita Nusantara yang mempertontonkan belahan dada. Di zaman yang harusnya lebih liberal ini. Belahan dada tersebut malah "diblur"-kan.

Dan mohon maaf, moyang kita malahan mewariskan busana tanpa penutup atas, alias tidak berkutang. Berseliweran di tengah keramaian desa tanpa adanya kasus pemerkosaan.

Disunting dari sumber (bbc.com), seorang pengguna Facebook bernama Dea Safira harus rela akunnya diblokir oleh Facebook. Alasannya "mengekspos ketelanjangan" dan "eksplisit secara seksual."

Dengan menelusuri mesin pencari yang bebas diakses oleh siapa saja, Dea mengumpulkan sejumlah foto wanita Indonesia dari tahun 1950an. Tanpa penutup dada!

Album yang diberi judul "The Culture of Real Indonesian Women," itu mendapat banyak laporan dari pengguna Facebook lain. Dalam sebuah blog, pegiat gerakan perempuan ini lalu menulis pembelaannya;

"Saya melihat foto-foto yang saya kumpulkan memiliki nilai bagi sejarah Indonesia. Dan itu tidak dibuat sebagai foto pornografi, cabul, atau skandal, melainkan sebagai aspek sejarah yang bisa membantu masyarakat berpikir kembali tentang seksualitas tubuh perempuan. Inilah mengapa saya menyadari penting untuk membagikan dan mengedukasi tentang isu ini."

Dikutip dari sumber (kompas.com), gerakan yang dilakukan oleh Dea ini sebagai bentuk protesnya terhadap "victim blaming" bagi kaum wanita. Atau aksi perkosaan selalu menyalahkan cara berpakaian seorang wanita.

**

Jauh sebelum masa diriku bertemu Pariman, tepatnya di zaman Yunani Kuno. Patung David karya Michelleangelo dan sejenisnya telah dibuat dengan memamerkan aurat tanpa kain.

Jauh sesudah aku bertemu dengan Pariman, tepatnya di Pantai Ancol. Patung Putri Duyung bertelanjang dada ditutup kain. Pornografi telah berevolusi dan mendapatkan tempatnya tersendiri.

Mungkin kita harus belajar dari moyang di Yunani. Diambil dari sumber (suara.com), Neil MacGregor, ahli sejarah dari British Museum berkata bahwa bangsa Yunani adalah bangsa pertama yang menganggap telanjang sebagai hal yang tidak tabu. Masyarakat Yunani Kuno justru menjadikan ketelanjangan sebagai simbol kepahlawanan dan kedewasaan. Sama sekali bukan pornografi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun