Sebuah kisah lucu ketika markas pasukan Moestopo dikunjungi Kepala Staf TRI, Jenderal Oerip Soemohardjo.
Suatu hari di tahun 1947, Oerip meninjau pos terdepan pasukan. Di sana ia menemukan sederet makam dengan nisan sederhana.
"Itu makam?" Tanya Oerip.
"Siap Jenderal!" Jawab salah satu pasukan Moestopo.
"Jadi banyak korban di sini?" Oerip bertanya lagi.
"Iya... Ya, Jenderal." Sang prajurit menjawab tergagap.
Dengan mimik serius, Oerip memperhatikan kembali makam-makam tersebut. Ia membayangkan pertempuran sengit yang terjadi di pos terdepan tersebut. Wajahnya sedikit mendung.
"Tetapi maaf Jenderal. Itu bukan manusia." Lanjut prajurit lagi.
"Lantas makam apa?" Sang jenderal bertanya.
"Anu, Jenderal. Kucing yang menjadi korban santapan kami."
Konon ide pemakaman itu berasal dari Moestopo. Tujuannya untuk menghormati jasa para kucing yang sudah bersedia mengorbankan diri menjadi santapan para prajurit. Entah apakah upacara kemiliteran juga mengiringi kepergian mereka.