Dalam kegelisahannya ia menyusuri ibu kota. Entah apa yang menuntunnya melangkah masuk ke sebuah museum. Museum Nasional.
Pengadilan menjatuhkan hukuman mati baginya pada tahun 1969. Namun, dalam kurun waktu sepuluh tahun hingga 1979, Kusni berhasil meloloskan diri sebanyak delapan kali.
"Saudara Kusni, sesuai dengan sifat baru lembaga kita, di sini dilaksanakan juga pelajaran budi pekerti dan agama. Apakah mungkin saudara tertarik mengikuti salah satunya? "Â Ujar Sukorharjo, Direktur LP Cipinang kala itu.
Pernyataan itu membuat Kusni merenung. Hingga akhirnya ia bersedia.
"Beragama atau tidak, sebenarnya tidak terlalu penting, yang utama ialah berdoa dan berbuat baik demi sesama. Sebab dengan demikianlah kita memuliakan Tuhan." Ucap Van Lersel, seorang misionaris berkebangsaan Belanda.
Kata doa yang terus diucapkan Lersel menarik pehatian Kusni. Hingga akhirnya ia berkata;
"Saya ingin terlahir kembali."
Di sinilah titik balik Kusni. Ia tidak berkeinginan untuk lari dari penjara lagi. Ia bertekad untuk menjadi orang saleh dan pasrah menunggu nasibnya.
Hari-hari selanjutnya Kusni bekerja menciptakan karya seni dari barang-barang yang tak terpakai dari penjara.Â