Rencana tidak berjalan mulus. Ali dicegat, Ali melawan. Pistol meletus mengenai jantung Ali. Ia tewas di tempat.
Berhari-hari lamanya Kusni bersembunyi. Menunggu berita reda sendiri. Nyatanya tidak demikian. Kematian Ali menimbulkan kehebohan. Dihubungkan dengan iklim politik.
Polisi bahkan mengerahkan Geng Kobra. Kelompok preman yang ditakuti kala itu. Kusni tertangkap di Surabaya. Ia diganjar hukuman mati.Â
Banding diterima atas jasa perjuangannya. Hukuman berubah menjadi vonis seumur hidup. Namun, Kusni tidak mau dikurung. Ia menggunakan ilmu sakti yang konon dimilikinya.Â
Ajian Belut. Ilmu yang sama ketika ia meloloskan diri dari penjara Belanda sebelumnya.
Ia sempat masuk ke dalam Tenaga Bantuan Operasional (TBO) TNI di bawah bentukan Letkol Maladi.
Kusni ditugaskan di Sulawesi Utara untuk menumpas pemberontakan Permesta. Beberapa operasi sempat dilakukannya hingga ke pedalaman.Â
Namun, karena pertikaian dengan komandan peletonnya, Kusni dikirim kembali ke Jawa.
Di sana ia sempat mendaftar sebagai sukarelawan dalam pembebasan Irian Barat. Namun, batal karena ternyata sukarelawan harus mengocek sakunya sendiri.Â
Pupuslah harapannya mengabdi kepada negaranya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!