Becak berjalan santai. Tapi tidak di hati salah seorang perampok. Tangannya bergetar melihat 11 butir berlian yang berkilauan. Entah berapa harganya. Menaksirkannya saja ia tidak berani.
Namanya Kusni Kasdut. Dikenal sebagai salah satu kriminal yang paling legendaris di bumi pertiwi.
Malang, 1930an
Seorang anak kecil berkeliaran di terminal bis-kota Malang. Ia menjajakan rokok dan permen kepada para penumpang bis yang baru datang.Â
Menghidupi diri dan ibunya yang hidup menderita. Tinggal di daerah kumuh Gang Jangkrik, Wetan Pasar, Malang.
Sang anak tidak tahan diam di rumah. Ia tidak ingin diam pasrah kepada nasib. Rumahnya penuh kenangan. Masa lalu darimana ia berasal.Â
Dari tempat yang ia sendiri tidak tahu. Termasuk siapa ayahnya. Â
Malang, 1940an
Kegetiran hidup meninggikan cita-cita. Ia menemukan jati dirinya setelah bergabung dengan Heiho. Dibentuk oleh Jepang. Dipersiapkan untuk menghadapi ancaman tentara sekutu.
Kusni bergabung dengan batalion Matsumura. Gajinya 35 rupiah. Terasa besar bisa beli rokok dan jajanan. Oleh-oleh juga bisa dibawa pulang untuk ibunda tercinta.
Kebanggaannya lenyap ketika Jepang kalah perang pada Agustus 1945. Bagai anak ayam kehilangan induk, Kusni melamar ke Badan Keamanan Rakyat. Tidak mudah diterima. Ia harus ditempatkan pada posisi yang cocok baginya.
Ternyata Brigade Teratai menjadi pilihan negara. Kusni bergabung dalam "pasukan setan" bentukan Jenderal Moestopo. Anggotanya adalah para pelaku dunia hitam. Kusni bergaul dengan para pembunuh, pencopet, perampok, hingga pelacur.
Brigade Teratai adalah pasukan tempur rahasia yang sangat efektif. Tugasnya menyusup ke daerah musuh menimbulkan kekacauan, menjadi mata-mata, hingga melakukan sabotase.