Ada sate Madura, Sate lembut dari Betawi, sate pusut dari Lombok, sate Padang, dan lain sebagainya. Menurut peta kuliner Nusantara yang dibuat oleh Bandung Fe Institute, sekurangnya ada 60 jenis sate beragam dari seluruh daerah di Nusantara.
Bukan hanya Indonesia, sate juga menyebar hingga ke negeri seberang. Nyatanya sate dengan mudah ditemukan di Malaysia, Singapura, hingga ke Thailand. Semuanya dibawa oleh para perantau dari Jawa dan Madura.
Konon di akhir abad ke-19, sate bertransformasi lagi menjadi Sosatie dengan gaya khasnya sendiri di Afrika Selatan.
Ada sebuah kisah menarik yang diceritakan oleh Cindy Adams dalam buku yang ditulisnya; Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Alkisah setelah dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia, dalam perjalanan kembali ke rumahnya, Bung Karno singgah ke tukang sate di sebuah pinggir jalan.
Bung Karno yang kelaparan langsung menghampiri sang tukang sate dan memesan, "sate ayam lima puluh tusuk."
Konon pesanannya ini merupakan perintah pertama Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Dengan demikian, janganlah menertawakan diri penulis yang berhalunisasi kebab sebagai sate. Tiada lain tiada bukan, karena saya memang Cinta Indonesia.