Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sate Bukan Hal Sepele, Masih Banyak yang Bertele-tele

20 Januari 2021   09:59 Diperbarui: 24 Januari 2021   06:09 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Brochete (sumber: comida.uncomo.com)

Foto Chuanr alias sate china (sumber: culturetrip.com)
Foto Chuanr alias sate china (sumber: culturetrip.com)
Dari pulau Jawa, kabar baik menyebar. Sate pun berekspansi ke seluruh pelosok Nusantara dengan caranya sendiri-sendiri. Tak heran jika sate ini mengalami asimiliasi kecil-kecilan saat berada di luar daerah asal-usulnya.

Ada sate Madura, Sate lembut dari Betawi, sate pusut dari Lombok, sate Padang, dan lain sebagainya. Menurut peta kuliner Nusantara yang dibuat oleh Bandung Fe Institute, sekurangnya ada 60 jenis sate beragam dari seluruh daerah di Nusantara.

Bukan hanya Indonesia, sate juga menyebar hingga ke negeri seberang. Nyatanya sate dengan mudah ditemukan di Malaysia, Singapura, hingga ke Thailand. Semuanya dibawa oleh para perantau dari Jawa dan Madura.

Konon di akhir abad ke-19, sate bertransformasi lagi menjadi Sosatie dengan gaya khasnya sendiri di Afrika Selatan.

Gambar Sosatie (sumber: tasteatlas.com)
Gambar Sosatie (sumber: tasteatlas.com)
Hingga kini sate masih menjadi urutan teratas kuliner Indonesia. Digemari oleh siapa saja, mulai dari rakyat jelata hingga ke kepala negara. Cara menikmatinya pun praktis. Bisa dimakan dengan nasi atau lontong di atas piring, bisa juga langsung diembat di tempat.

Ada sebuah kisah menarik yang diceritakan oleh Cindy Adams dalam buku yang ditulisnya; Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Alkisah setelah dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia, dalam perjalanan kembali ke rumahnya, Bung Karno singgah ke tukang sate di sebuah pinggir jalan.

Bung Karno yang kelaparan langsung menghampiri sang tukang sate dan memesan, "sate ayam lima puluh tusuk."

Konon pesanannya ini merupakan perintah pertama Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Dengan demikian, janganlah menertawakan diri penulis yang berhalunisasi kebab sebagai sate. Tiada lain tiada bukan, karena saya memang Cinta Indonesia.

Referensi: 1 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun