Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Liem Koen Hian, Keturunan Tionghoa yang Memperdjoeangkan Kewarganegaraan Indonesia

10 November 2020   12:56 Diperbarui: 10 November 2020   13:04 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterlibatan Liem pada BPUPKI (sumber: majalah.tempo.co)

Atas aksinya ini, Liem dijebloskan ke penjara karena dianggap provokator. Namun ia dibebaskan karena adanya tuntutan dari para anggota Volksraad (perwakilan rakyat) Batavia.

Foto AR Baswedan dan Liem Koen Hian (sumber: kompasiana.com)
Foto AR Baswedan dan Liem Koen Hian (sumber: kompasiana.com)

Pasca kebebasan dan keberhasilannya dalam aksi boikot, nama Liem mulai dikenal. Ia kemudian mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Gerakan ini kemudian menginspirasi berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI) yang salah satu pendirinya adalah AR. Baswedan (kakek dari Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta).

Sejak aksi boikot yang dilakukan oleh Liem, AR Baswedan sudah mengenal baik dirinya. Ia kemudian bergabung dengan Sin Tit Po, koran asuhan Liem.

Didi Kwartanada menyebutkan; "Bisa dibilang AR Baswedan murid dari Liem Koen Hian. Ia ingin mengalihkan orang-orang Arab yang berkiblat ke Hadramaut menjadi berkiblat ke Indonesia. Di Sin Tit Po, mereka sangat guyub. Ada chemistry. Karena cita-cita perjuangan yang sama, ingin Indonesia merdeka dan isu agama belum merasuk sampai ke hubungan inter-personal."    

Akan tetapi sifat temperamental Liem membuat dirinya memiliki banyak musuh. Orang Tionghoa yang memihak kepada Belanda atau berkiblat pada tanah leluhur. Citranya juga dirusak oleh media yang berbasis kolonial, maupun Tionghoa-Melayu yang memusuhinya.

Koran kolonial mencap Liem sebagai tukang hasut, pemberontak, komunis, dan lain sebagainya. Sementara koran lokal memberinya label sebagai nasionalis China palsu.

Ia bahkan pernah bersitegang dengan dr. Soetomo yang mencapnya terlalu over reaksi dengan pendudukan Jepang, karena terpengaruh dengan penjajahan Jepang di negeri China. Dr. Tjipto Mangunkusumo bahkan sampai harus merelainya dengan mengatakan bahwa;

"Liem adalah orang Indonesia tanpa peci dan jangan meragukan nasionalismenya."

Masa pendudukan Jepang berakhir, dan Indonesia memiliki kesempatan untuk mempersiapkan kemerdekaan. Liem tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Keterlibatan Liem pada BPUPKI (sumber: majalah.tempo.co)
Keterlibatan Liem pada BPUPKI (sumber: majalah.tempo.co)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun