Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Penjudi Tak Bisa Berhenti? Rumah Judi Tahu Pasti

24 September 2020   09:35 Diperbarui: 24 September 2020   11:59 3758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penjudi dan rumah judi (sumber: newsbreak.com)

Abeng (nama samaran) adalah seorang pengusaha sukses. Ia meneruskan usaha orangtuanya yang bergerak di bidang properti. Selama masa manis-manisnya pertumbuhan ekonomi, bisnisnya naik berlipat berkali-kali.

Sayangnya, di suatu hari yang kurang cerah, Abeng harus menutup tempat usahanya, dan kabur entah kemana. Usut punya usut, ia terlibat utang judi yang bernilai fantastis!

Sudah bukan rahasia lagi, judi mematikan, menjerumuskan, menghancurkan, dan sederet kosa kata yang mengandung makna negatif.

Judi juga tidak pernah berakhir dengan cerita yang baik. Meskipun kita sering mendengar bagaimana seseorang bisa menang hingga ratusan juta, ia hanya menutupi miliaran lainnya dari kekalahan sebelumnya.

Ini belum termasuk kisah-kisah yang terdengar, bagaimana kehidupan seseorang yang hancur, gegara kecanduan akan aktivitas haram ini.

Lantas mengapa orang suka judi?

Karena pada dasarnya, kita suka dengan keberuntungan yang belum tentu pasti. 

Produk keuangan, seperti bank, asuransi, bahkan menerapkan 'kelemahan' manusia ini untuk menarik investasi. Hadiah utama mobil mewah, hingga hadiah hiburan berupa nilai tunai, sering menjadi iming-iming bagi pelaku investasi.

Juga dengan pesta-pesta resmi zaman now, rasanya tidak afdol, jika tidak ada undian berhadiah yang dapat dibagikan kepada para undangan.

Cinta melawan logika, ini adalah frasa yang terbaik menggambarkan bagaimana para penjudi tidak bisa berhenti. Seorang psikolog dari Nottingham Trent University, Inggris, pernah melakukan survei terhadap 5.500 penjudi.

Riset yang menanyakan alasan mengapa penjudi tidak pernah berhenti, "memenangkan uang banyak", hanyalah alasan kedua, meskipun berada pada urutan pertama.

"Karena menyenangkan, karena enak, dan karena seru" adalah alasan pertama dari seluruh alasan-alasan tidak masuk akal lainnya.

Coba bayangkan sebuah kondisi, dimana anda anda berhasil menemukan sesuatu setelah mengalami kegagalan demi kegagalan. Eureka!

Intinya, jangan pernah putus asa.

Inilah yang didengung-dengungkan oleh para motivator untuk membangkitkan semangatmu. Sayangnya, hal yang sama juga digunakan oleh para penjudi untuk tetap menaruh harapan dalam kegagalannya.

**

Pieter (nama samaran), kawan di Singapura, adalah seorang penjudi 'cerdas'. Ia selalu mengalokasikan dana, agar hobinya dapat tersalur secara sehat. Ia memiliki dua prinsip.

  • Pertama, menentukan budget sekali berjudi.
  • Kedua, menentukan durasi dua jam berada dalam Casino.

Ceritanya sih, 'cerdas', karena apabila ia memasuki casino, maka durasinya hanya dua jam atau anggaran 1000 SGD. Jika salah satunya mencapai batas, maka ia harus hengkang.

Ia melakukan komitmen itu bersama istrinya. Dompet dan kartu akan dititipkan kepada sang istri yang berbelanja di mal seputaran casino singapura.

Menurutnya, yang ia harapkan bukanlah kemenangan, ia membeli hobinya dengan mahal untuk menguji disiplinnya. Untungnya ia berpenghasilan lebih dari cukup untuk membiayai "perasaan bahagianya".

Hormon kebahagiaan yang behubungan dengan para penjudi.

Akan tetapi, tidak semua orang seperti Pieter. Penelitian dari Stanford University, Amerika Serikat mengatakan bahwa sekitar 92% dari para penjudi sudah kehilangan batasan logika terhadap 'perasaan bahagia' ini.

Kalaupun uang hilang dalam sekejap, tubuh masih menghasilkan adrenalin dan endorphin, atau hormon yang menimbulkan perasaan bahagia.

Para peneliti melakukan pemindaian otak terhadap subyek yang diminta untuk melakukan permainan tebak-tebakan. Peserta juga diminta untuk menilai skala kebahagiaan setelah melakukan tebakan.

Tim menemukan fakta, ketika perserta memiliki harapan lebih kecil untuk menang, maka respons mereka menjadi semakin tinggi ketika berhasil menebak dengan benar.

Fakta ini senada dengan hasil pemindaian otak yang menunjukkan adanya aktivitas peningkatan di area otak yang terhubung dengan saraf dopamin, atau saraf yang terhubung dengan perubahan dalam kondisi emosional.

Trik pemilik Casino.

Yang pasti pemilik casino tidak akan senang dengan para pemain judi seperti Pieter. Trik paling umum untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, adalah dengan membiarkan para penjudi berlama-lama di casino.

Jangan terpesona dengan kawan yang memiliki member platinum dari casino. Meskipun ia bisa mendapatkan kamar hotel gratis, makan minum sepuasnya, penjemputan dengan limo eksklusif, pada akhirnya ia akan membayar pelayanan nomor satu tersebut dengan harga yang sangat mahal.

Para pemilik casino juga sering menggunakan cara-cara kotor untuk merekrut korban. Istilah Junkit atau junket, adalah orang-orang yang dibayar untuk mencari orang-orang berduit yang bersedia menghabiskan uang mereka di meja judi.

Mereka adalah agen-agen rahasia yang tersebar di setiap kota di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, mereka adalah tetangga, atau sahabat lama anda.

Tugas mereka adalah 'memancing' dengan memberikan undangan gratis, kamar hotel gratis, tiket gratis, hingga ke 'gratis-gratis' lainnya. Lebih besar potensi uang yang akan dihabiskan, semakin besar pula umpan yang diberikan.

Penulis tidak tahu, bagaimana mereka dibayar, namun tugas mereka hanya mendatangkan tamu VIP hingga ke pintu casino, selebihnya adalah urusan manajemen.

**

Ada kisah menarik dari film Casino (1995) yang dibintangi oleh Robert De Niro dan Sharon Stone. Seorang tamu VIP yang telah memenangkan uang yang banyak, ingin kembali ke kampung halamannya.

Yang dilakukan oleh pemilik casino, adalah menyabotase pesawat pribadi sang tamu, agar keliatan mogok. Alhasil, sang VIP kembali ke hotel, dan menghabiskan uang kemenangannya plus harga ekstra yang tidak murah untuk kamar hotel semalam.

Poster Film Casino (sumber: mediamikes.com)
Poster Film Casino (sumber: mediamikes.com)
Gadis-gadis cantik nan menawan sering mendampingi para penjudi, hanya untuk memastikan pujian bagi setiap kemenangan dan memberikan semangat bagi setiap kekalahan.

Di Macau, deretan gadis cantik berseliweran menjajakan tubuhnya bagi para penjudi yang haus pelukan. Bukan rahasia lagi, jika pihak casino membebaskan para gadis molek penjaja tubuh, untuk memancing para lelaki penjudi untuk datang dan meluangkan waktunya menikmati 'surga dunia' yang tiada duanya.

**

Selain pelanggan grosir, casino juga menyediakan arena bermain bagi para eceran. Mesin-mesin uang didesain sedemikian rupa dengan warna-warna menyala untuk merangsang semangat bertaruh.

Begitu pula dengan efek suara yang menyerupai ejekan, jika gagal, dan deringan heboh yang disertai teriakan, jika para penjudi memenangkan jackpot. Yang pasti, para pemilik casino tahu persis bagaimana memainkan trik psikologi untuk menimbulkan perasaan bahagia semu ini.

Dalam film Casino, mesin jackpot tidak dibiarkan begitu saja. Mereka memiliki data statistik terhadap mesin-mesin yang menghasilkan, dan yang sudah harus diganti, karena terlalu bermurah hati.

Foto mesin jackpot (sumber: draynor.net)
Foto mesin jackpot (sumber: draynor.net)
Pun halnya dengan para dealer yang bertugas sebagai pembagi kartu. Di lapangan, biasanya ada seorang supervisor yang mengawasi beberapa meja sekaligus.

Selain untuk menjaga adanya kecurangan, mencegah kesalahan yang dibuat para dealer, sang supervisor ini juga bertugas untuk 'me-rolling' para dealer yang kurang hoki.

**

Menyadari bahwa lamanya durasi sama dengan jumlah uang yang akan dihabiskan, sesekali, casino menyediakan beberapa mesin elektronik yang memang berperan sebagai "sinterklas tukang bagi-bagi duit". Semuanya dimaksudkan untuk memberikan harapan bayangan bagi para penjudi yang lupa diri.

Pun halnya dengan imbalan yang bukan sebenarnya, sering diberikan dalam bentuk cashback yang tidak bisa diuangkan. Poin kredit tambahan yang diberikan hanya untuk membuat para penjudi meluangkan waktu lebih lama lagi untuk duduk di kursi panas, sembari berharap, uang ekstra dapat keluar lagi. 

**

Lucunya lagi, para pemain judi yang ingin mencari alasan pembenaran, juga menimbulkan 'teori-teori absurd' mengenai bagaimana menjadi kaya dari meja judi.

Teori matematika sederhana, konsep fengshui mengenai jam baik untuk berjudi, hingga jimat keberuntungan, semuanya dilakukan untuk menjustifikasi hobi tidak sehat ini.

Pihak casino pun tidak mau kalah. Selain memercayai unsur hoki dari para dealer dan mesinnya, ahli fengshui yang terkenal sering menjadi bagian dari arsitek, hanya untuk memastikan aura casino tidak kalah dengan aura para penjudi.

Wasana Kata.

Judi adalah penyakit mental, sebagaimana fenomena disabilitas psikologi lainnya. Mereka yang terpapar kecanduan judi, sering gelap mata dengan teori perimbangan resiko dan keberhasilan yang setimpal. 

Namun demikian, meskipun anda bukanlah seorang penjudi, unsur-unsur taruhan sering menghiasi setiap keputusan sehari-hari. Baik dari sisi berbisnis, bermain saham, hingga hal-hal kecil seperti membeli produk yang belum dikenal dengan harga murah pada belanjaan bulanan.

Oleh sebab itu, manusia yang terjebak dengan nikmatnya perjudian, sebenarnya adalah rancangan alam terhadap sifat manusia itu sendiri. Keserakahan adalah kata kuncinya disini.

Mengharapkan sesuatu yang besar datang menghampiri dengan berpacu kepada istilah "high risk high gain". Cara terbaik agar terlepas dari jeratan judi, tentunya adalah dengan menghindari orang atau teman yang terlibat di sana.

Namun di antara semuanya, cara yang terbaik adalah mengurangi keserakahan dari dalam diri sendiri. Memang susah, namun mulailah dengan tidak cemburu melihat ponsel keluaran terbaru yang dimiliki kawanmu. Sanggup?

Rerefensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun