Nama adalah suara yang masuk lewat indra pendengar. Pada saat masuk ke dalam batin, maka terjadilah proses mapping.Â
Nama yang tidak familiar tidak akan menimbulkan reaksi lebih lanjut, namun nama yang dikenal akan berlanjut ke proses pemaknaan.
Tentunya akan berbeda jika nama Rudy yang dipanggil dengan halus dengan panggilan yang kasar dan keras. Begitu pula dengan asosiasi panggilan seperti Pak Rudy atau Rudy Babi.
Informasi pada batin mencatat bahwa "pak"Â adalah sebuah panggilan yang sopan, sementara kata "Babi"Â adalah jenis hewan yang jorok dan malas.
Proses berlanjut kepada tahap selanjutnya yang menyentuh pola pikir, ucapan, dan tindakan. Jelas, "pak"Â dan "babi" akan menciptakan cerita yang sama sekali berbeda, meskipun kedua panggilan tersebut mengandung nama Rudy.
Dengan demikian, nama bukan hanya sekedar nama, namun juga dapat menimbulkan efek lanjutan (dalam bentuk perbuatan) setelah mendengarkan nama tersebut.
Baca Juga: On-Line Dhammavaganza, Perlukah Mengubah Nama untuk Mengubah Nasib?
Karena nama, seseorang dapat jatuh cinta kepada 7 dewi surgawi, juga karena nama, seseorang dapat membunuh 7 turunan.
Nama yang terbaik adalah nama yang memiliki pemaknaan yang baik, dengan demikian syarat terutama dari sebuah nama adalah harus terasa nyaman dalam benak sang pemilik nama.
Nama harus berisikan doa dan harapan baik yang perlu dipahami oleh sang pemiliknya, hingga hanya kebaikanlah yang akan datang padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H