Nah, dalam hal ini, maka ketokohan dari sang empunya nama yang menjadi inspirasilah yang berlaku disini.
Nama yang tidak memiliki arti.
Namun, saya sering mendapatkan kisah dimana seseorang diberikan nama tanpa ada alasan yang jelas.
"Pokok e nama Daniel itu bagus, Titik!"
"Lha, Daniel dalam Alkitab kan artinya, "Tuhan adalah Hakimku."
"Gak ada urusan, aku gak pernah baca Alkitab!"
"Kalau gitu, kamu suka ya ama penyanyi Daniel Sahuleka?"
"Gak ada urusan, aku gak suka penyanyi!"
Nah, jika demikian, saran saya adalah, cari tahulah nama kamu yang sebenarnya itu apa? Caranya? Google aja, Om!
Proses penerimaan nama dalam lingkup keluarga atau komunitas.
Seiring waktu berjalan, seseorang yang bernama Bimo akan melalui proses asosiasi nama dengan pengalaman hidupnya. Sedikit banyak, nama sangat berasosiasi dengan pengalaman hidupnya semasa kecil.
Bimo yang suka ngompol, akan menjadi ejekan bagi kawan-kawannya. "Bimo Ngompol, Bimo Basah, atau Oh, Bimo yang suka ngompol waktu kecil?"
Jika pengalaman jelek yang diasosiasikan dengan nama tidak menimbulkan pengalaman traumatis yang besar, maka nama tersebut akan baik-baik saja.