Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jie Keng Wie, yang Tersisa dari Sejarah Klub PSM Makassar

21 Agustus 2020   06:22 Diperbarui: 21 Agustus 2020   07:14 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PSM Makassar di Turnamen Piala Jusuf VIII (sumber: Warta Inti Sulsel, Edisi 1, 2016)

Selama 13 tahun menjadi pemain, yang paling ia banggakan adalah Ramang yang legendaris.  Kewibawaan dan kehebatan bermain bola Ramang yang ditakuti oleh pemain lawan di seluruh negeri ini jelas sangat menaikkan moral para pemain.   

Foto Ramang (sumber: Warta Inti Sulsel - Jurnal Barru)
Foto Ramang (sumber: Warta Inti Sulsel - Jurnal Barru)
"Si Macan Bola (Ramang) ini kalau sudah di lapangan, sangat disiplin. Mainnya sungguh-sungguh. Tidak pernah main setengah-setengah. Kuat atau lemah lawan yang dihadapi, dia tetap ngotot bermain. Sama saja penampilannya." Ujar Keng Wie kepada penulis.

Keng Wie masih ingat satu pertandingan yang ia lakoni bersama Ramang, di tahun 1965. Dalam pertandingan final di Jakarta, PSM berhadapan dengan Persebaya Surabaya. 

Di babak pertama, PSM ketinggalan 1-2 atas kesebelasan dari Kota Pahlawan itu. Beberapa tembakan Ramang di babak pertama berhasil ditahan penjaga gawang lawan, Djauhari.

Begitu memasuki babak kedua, Ramang main habis-habisan. Dia seolah 'mengamuk' atas ketinggalan timnya menjaringkan bola ke jala lawan. Dia langsung mencetak dua gol di babak kedua, menjungkalkan Persebaya, menghapus impian kesebelasan Jawa Timur itu sebagai juara. Kedudukan akhir 3-2 untuk PSM.

"Ramang tidak ada duanya. Bersama dia, PSM meraih juara terakhir dua tahun berturut-turut, 1965, 1966. Pada tahun 1966, di final PSM melindas Persib Bandung yang gawangnya dijaga Yus Etek yang jangkung dengan angka 2-0. Gawang PSM ketika itu dijaga Husain."

Di mata Keng Wie, Ramang bisa menendang bola dari segala posisi. Namun yang sangat berbahaya adalah kaki kanannya. Mencetak gol dengan salto, termasuk yang sering dipertontonkan kepada publik sepakbola setiap dia memiliki peluang.

Sama halnya dengan ketika dia mencetak dua gol untuk kemenangan PSSI atas tim dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Gelora Bung Karno. Salah satu gol yang dia ciptakan itu dihasilkan melalui tendangan jungkir balik, salto.

"Ramang bisa menembak sambil lari. Larinya kencang. Dia sebenarnya kurang piawai menggoreng bola. Tidak terlalu mahir,'' sebut Keng Wie.

Hanya saja, ayah enam anak dan kakek dari 10 cucu ini mengakui, yang paling hebat dari Ramang adalah ketika mengesekusi tendangan penalti. "Dia membelakangi bola. Namun begitu balik dia langsung menendang. Kebanyakan bola masuk di pojok gawang lawan."

Jika sedang bertanding, tidak seperti zaman sekarang, pemain saling teriak minta bola dan sebagainya. Dulu, kata Keng Wie, para pemain hanya saling mengingati saja. "Ehh. Lihat di belakangmu. Asal teman mendengar,'' katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun