Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Membuat Artikel Menggemaskan dari Buku-buku Porno

8 Agustus 2020   10:10 Diperbarui: 8 Agustus 2020   10:14 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandingkan dengan;

"Kepenatan tubuhku ini akan hilang jika melihat keceriaan para gadis desa yang jenaka, namun hari ini terasa berbeda. Tanganku yang sedang mencuci motor serasa lumpuh akibat tatapan mata Surti yang berbeda... Tatapan mata dari seorang kembang desa yang belum pernah disentuh."   

Ketiga, Konten yang baik adalah dengan tidak mengumbar nafsu.

Penikmat film porno meninginkan gambar yang dapat menimbulkan nafsu erotis, namun dalam membaca literasi porno, kata-kata erotislah yang akan dicari.

Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi logika dan sisi fantasi. Dalam menulis artikel, pada umumnya kita akan terjebak dengan terus-menerus menggunakan sisi logika.

Tujuannya sih agar tulisan dapat dengan mudah dipahami, namun jebakan ini seringkali membuat tulisan menjadi terlalu hambar, bagaikan masakan tanpa garam. Pembaca pun akan merasa bosan membaca tulisan yang setara dengan buku pelajaran sekolah.  

Beberapa kata jika digunakan secara tepat pada sebuah kalimat, sering diasosiasikan dengan hal-hal yang berbau esek-esek. Tugas penulis adalah memancing fantasi liar pembacanya agar tulisan dengan jenis karya ilmiah pun akan terasa bergairah untuk dibaca.

Contoh dari beberapa kata tersebut adalah; "terangsang, mengelus, kejantanan, mengerang", dan ratusan kata lainnya yang penulis yakin telah berada di dalam perpustakaan syahwat setiap orang.

"Sebuah penelitian membuktikan bahwa lelaki yang berkumis lebih mudah mendapatkan atensi dari orang di sekitarnya, karena kumis adalah anatomi yang hanya dimiliki eksklusif oleh kaum pria." (datarrr...)

Bandingkan dengan;

"Sebuah penelitian membuktikan bahwa kumis lelaki dapat menimbulkan rangsangan untuk sekitarnya. Mengelus kumis sebagai simbol kejantanan hanya dapat dilakukan oleh pria yang dapat membuat para wanita mengerang dalam hati."

Keempat, Libatkan unsur mitos dan legenda horor.

Tidak terlalu banyak perbedaan pada reaksi adrenalin dalam menonton film porno dan film horor. Indonesia bukan negara produsen film porno, namun cukup terkenal dengan berbagai karya horor nasionalnya.

Tahu nggak sih, apa yang membedakan film Horor terkenal semacam "The Nun" dengan "Suster Ngesot?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun