Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan masker adalah salah satu konsep "manipulasi" dalam seni pembacaan wajah.
Meskipun "manipulasi" ini tidaklah disengaja, namun penggunaan masker yang terasa wajib selama masa pandemi telah mampu merubah milyaran penampilan pada wajah manusia di dunia.
Adakah hubungan masa pandemi dan ilmu membaca wajah? Yang jelas bahwa ada 3 makna filosofis yang dapat dijadikan pedoman, yaitu;
Pertama, dari sisi Konsep Keseimbangan Wajah Secara Horizontal:
Disebutkan bahwa Bagian paling atas [area pelipis ke ujung bawah hidung] mewakili takdir (atau keinginan Surga), bagian tengah [ujung kepala paling atas ke pelipis] mewakili usaha manusia, dan bagian bawah [area ujung bawah hidung ke ujung dagu] mewakili lingkungan (atau dukungan bumi).
Dengan penggunaan masker, maka yang area yang tertutup adalah bagian 'dukungan bumi'Â dan 'usaha manusia'
Makna Filosofis:Â Pandemi melambangkan tidak adanya dukungan bumi, dan sebagian usaha manusia. Namun bagian teratas yang tidak tertutupi menandakan bahwa jika manusia berusaha, maka sesungguhnya masih terdapat dukungan dari langit.
Kedua, dari sisi Konsep 12 Istana Pada Wajah:
Istana Kekayaan, Istana Pendukung, Istana Kesehatan dan sebagian dari Istana Anak merupakan bagian yang tertutupi masker.
Makna Filosofis: Keharusan penggunaan masker selama masa pandemi telah "memanipulasi":
Kemampuan seseorang untuk mencari kekayaan (krisis ekonomi), Kesehatan (akibat dari penyebaran penyakit), Pendukung (hubungan sosial yang terhalang akibat WFH dan Social Distancing), serta Anak (yang menandakan saran untuk tidak hamil dan resiko kehamilan selama masa pandemi).