Lelaki selalu sibuk, karena konon kabarnya lelaki yang sibuk adalah lelaki sukses. Padahal jika ingin jujur ditelaah, apakah benar lelaki itu sibuk atau hanya menyibukkan diri saja agar dibilang "keren". Sibuk chatting tidak jelas, sibuk mondar mandir, sibuk berpikir. Nah diomelin istri, membuat mereka merasa "kesibukannya" terganggu, daripada terus diomelin istri, mending ikuti aja deh apa maunya. Â
Malas Berdebat
Lelaki tidak memiliki ketahanan jiwa yang sama dengan para wanita yang mampu mengomel 10 jam tanpa henti. Lelaki pragmatis, sederhana, dan tidak suka repot. Jelas diomelin 10 jam bukan hal yang dapat membuat lelaki menjadi pria sejati.
Gengsi
Salah satu ukuran kesuksesan lelaki adalah dapat memuaskan istri secara lahir dan batin. Jika sang istri marah, maka itu adalah pertanda ada yang tidak beres. Takut mendapatkan label sebagai "suami yang tidak memuaskan", mereka kemudian memilih jalan damai.
Takut Diperas
Umum jika lelaki sebagai kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk mencari uang. Namun uang tidak pernah cukup. Kalau wanita marah, maka meminta uang lebih atau belanja tanpa izin sering menjadi aksi. Hal ini tentunya akan menyinggung iman dan imron lelaki yang dianggap tidak becus menjalankan kodratnya. Buntut-buntutnya nguras tabungan atau ngutang sana-sini.
*****
Saran bagi para istri:
Sering kali para istri sulit membedakan antara sayang dan benci, namun bagaimanapun juga sang suami adalah orang yang harus dihargai. Dua insan yang berbeda memiliki perangai yang berbeda pula.
Menempatkan perasaan wanita diatas segala-galanya sering kali menimbulkan salah kaprah, karena lelaki sebenarnya memiliki perasaan juga. Sebuah survei menarik dari Boldsky (18.08.2017), "pria juga bisa merasa teraniaya dan takut. Namun mereka tidak mengakuinya, karena takut dijadikan bahan ejekan".