Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tak Punya Rumah, Sengsara Gak Bakal Sudah!

1 Agustus 2022   19:36 Diperbarui: 10 Agustus 2022   03:02 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah idaman.| SHUTTERSTOCK/LESZEK GLASNER via Kompas.com

Dengan UMK 2 jutaan jika bisa menabung 1 juta saja per bulan, butuh berapa lama dapat mengakses kebutuhan rumah dan tanah di desa dengan nilai 300 juta?

Yang jelas lebih dari 20 tahun untuk dapat mencapai nilai tersebut, dapat lebih jika setiap tahun harga tanah dan material bangunan naik tiap tahun juga.

Namun sudah dipastikan tidak ada harga barang atau jasa yang turun, pasti banyaknya permintaan dan sumber daya yang sedikit nilai kebutuhan akan terus naik itu pasti; artinya 20 tahun pun belum tentu dapat tercapai.

Prediksi ekonomi di tahun 2030 oleh forum ekonomi dunia yang di dalamnya di isi oleh para miliader dan pemimpin dunia berdasarkan "great reset" mereka. Masyarakat dunia terdesain tidak akan memiliki apa-apa dan mereka diproyeksikan untuk tetap dapat bahagia.

Tidak memiliki apa-apa itu berarti dengan kebutuhan yang tidak dapat terakses seperti rumah dan sebagainya. Ada indikasi ke depan orang-orang hanya mampu menyewa tidak dapat membeli sendiri.

Maka pertanyaan dari semua itu di balik tingginya harga rumah manusia ke depan dan tidak berimbangnya dengan pendapatan akan upah, yang mana akan ada kesulitan dalam membeli sumber daya di masa depan baik lahan ataupun material rumah itu sendiri.

Apakah hidup akan tenang tanpa kesengsaraan, jika tidak ada kepemilikan rumah yang semuanya harus kita sewa, dimana setiap bulan ada anggaran membayar sewa tidak akan memberatkan?

Upah standar UMK untuk kebutuhan sewa rumah tentu akan menurunkan kualitas hidup terhadap akses untuk kebutuhan sehari-hari, yang mana kemiskinan akan menghantui dibalik harga kebutuhan pokok lain seperti pendidikan anak juga harus dipenuhi biayanya semakain mahal.

Berarti jika memang dari orangtuanya miskin, kerja hanya untuk mencukupi kebutuhan anak, sewa rumah, dan pendidian serta kesehatannya. Kemungkinan sandwich generation setidaknya jika orangtua sudah tidak mampu kerja, anak bergantian menanggung biaya sewa rumah.

Itu artinya terus-terusan sewa rumah jelas akan menambah sengsara terus dalam keadaan miskin jika uang yang bisa untuk menaikan kualitas hidup hanya untuk biaya sewa dan itu akan terus dilakukan berkelanjutan setiap generasinya.

Disisi lain jika anak benar-benar menanggung biaya orangtua mereka segala macam bentuknya bahkan sampai sewa rumah, tentu tantangan berkeluarga bagi generasi masa depan dibalik pemenuhan kebutuhan keluarga, baik keluarganya sendiri atau keluarganya dari orangtua menjadi pekerjaan terbesar yang akan dilakukan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun