Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tak Punya Rumah, Sengsara Gak Bakal Sudah!

1 Agustus 2022   19:36 Diperbarui: 10 Agustus 2022   03:02 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah idaman.| SHUTTERSTOCK/LESZEK GLASNER via Kompas.com

Memang membeli rumah itu bukan sesuatu yang wajib dikala bisa sewa rumah, numpang dirumah orangtua atau mertua dan lain sebagainya sebagai tempat berteduh.

Akan tetapi perkara rumah, apakah menjadi sesuatu masalah yang remeh jika terus dibiarkan begitu saja tanpa adanya persiapan atau setidaknya berupaya untuk memiliki rumah untuk keberlangusngan generasi itu sendiri?

Tantangan Generasi

Pada kenyataannya harus diakui bahwa kebututuhan akan rumah semakin kesini bukan semakin mudah. Tetapi akan semakin sulit dijangkau itu akan menjadi fakta dan tanda-tandanya sudah terasa dengan harga tanah yang mahal serta bahan bangunan serta tenaga kerjanya juga mahal.

"Kebutuhan rumah itu sama dengan biaya pendidikan yang akan terus naik karena inflasi tiap tahun."

Sebagai generasi yang terdampak sulitnya beli rumah atau membangun rumah, saya akan mencoba menjabarkan bagaimana dengan sisi rasionalitas, saya dapat memenuhi kebutuhan rumah untuk saya sendiri setidanya mengacu upah saya sebagai buruh swasta.

Pertimbangan akses kebutuhan sehari-hari dengan upah minimum Kabupaten Cilacap. Saat ini tahun 2022 saja generasi milenial meski Kabupaten Cilacap dalam kategori ini masih desa, sama-sama sulit dalam mengakses kebutuhan akan hunian.

Jika dilihat dari nilai pendapatan upah minimum yang didapat di samping untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang nilainya kisaran 2-jutaan.

Harga tanah di desa saat ini bukan tidak dapat terjangkau dengan upah minimum, tetapi nyaris tidak terjangkau yang artinya sangat sulit dengan upah 2-jutaan membeli tanah untuk hunian, yang belum termasuk beli material bangunan rumah itu sendiri.

Rata-rata di desa saya di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap harga tanah per 70 M2 dapat diakses mobil mencapai 50 juta, yang artinya untuk kebutuhan hunian sekitar 210 M2 berarti senilai 150 juta membeli tanahnya saja.

Belum dengan material bangunan, yang mungkin jika membangun rumah sederhana dengan tanah nilainya bisa 300 juta. Untuk bangunan rumah dan tenaga 150 juta juga umumnya rumah sederhana di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun