Itulah mengapa cikal dari bakalanya mentang-mentang atau arogansi itu ada. Sebab kompetisi dalam menjadi pegawai Negara saat ini dicari dengan kecerdasan. Sehingga membuat dan merasa orang yang paling cerdas dalam menjadi manusia yang terpilih diantara banyak orang.
Disamping itu juga menjadi pegawai Negara karena modal. Bukan apa untuk menjadi polisi ataupun TNI sendiri, nyatanya praktik-praktik suap itu  sudah menjadi rahasia public. Dimana untuk menjadi angota dua satuan tertentu nilainya bisa ratusan juta rupiah untuk biaya.
Belum dengan para politikus yang saat ini menjadi pegawai jabatan public seperti dewan perwakilan rakyat (DPR). Untuk kampanye, dan membeli suara rakyat, berapa modal yang mereka keluarkan?
Maka ramai-ramai arogan itu sendiri saat ini adalah wajar dan biasa karena memang fenomenanya sendiri mengarah kesana. Walapun semua ukuran untuk arogan dan mentang-mentang sendiri kemabli pada faktor manusia.
Tetapi sudahkah adab menjadi manusia itu sendiri diterapkan semua orang termasuk pegawai Negara itu sendiri yang membawa nama Negara? Dimana Negara sendiri keberadaannya adalah untuk mengayomi semuanya, segenap warga negara yang ada? Inilah yang rancu itu mungkin orang-orang belum mampu memikul jabatan yang tetap rendah hati dan merakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H