Sepertinya puisi yang indah memang harus diciptakan oleh Bani sebagai Karya tulisnya; ia pun sebenarnya menulisnya untuk Wiwit, bahkan semua puisi yang ada dilaman media social Bani, salah satu puisi itu berbunyi;
Seperti yang akan berat dirasa
Mencintai adalah tertunduk
Dan siapakah yang menundukan itu?
Malam yang terus dipertanyakan, ia tidak bertanya pada siapapun
Kembali "Ia" bertanya pada dirinya sendiri.
Tentang pria yang bebal itu: energinya sangatlah sedikit
Karena selalu ada tanya didalam batinnya
Apakah ada yang ingin menenggelami hidupnya?
Yang teronta dibalik nestapanya sebagai manusia.
Memang pertanyaan ini seperti bias: "Maukah kamu"? Dikala bertanya menjadi berat
Mungkinkah dapat terjawab?
Narasi dalam rasa sendiri begitu rumit
Terkadang untuk menjadi dirinya sendiri saja sulit.
Sejatinya semua perasa memang bebal
Sengaja aku ciptakan puisi dibalik rancangan-rancangan buku itu
Meskipun khayalan tidak seindah realitasnya
Hasrat yang ingin dibagi, apakah kotor dan tidak layak lagi?
Untuk itu, terdiamlah dalam lumunanmu pria bebal
Angan yang terkadang tidak sampai
Akan sejauh mana dalamnya rasa itu akan kau selami?
Yang hanya butuh kekuatan nyata
Menjadi, atau tidak sama sekali dijadikan!
Ketenangan, sungguh hanya ketenangan
Rangkulah batin ini dalam kedamaian meskipun kesendirian hanyalah godaan dari angan
Terbagialah untuk membagi
Rengkuhlah dirimu bersama Bintang malam yang jalang! Â Â Â
Bani seorang "Penyair" tetaplah akan menjadi penyair, namun dalam syir itu, sudahkan mengilhami orang-orang yang cenderung segala sesuatunya dipikir seperti Bani bahkan untuk menyambut jodohnya?
Imajinasi yang terkadang jika dihadapkan pada realitas itu terbalik, tetapi berharaplah sebagai manusia jika masih bisa berharap, supaya hidup seperti mendapat sebuah gantungan itu untuk bersandar.
Sepertinya buku itu; tempat dimana bentuk dari karya manusia yakni; Bani yang menulisnnya. Terlepas dari sama-sama diam dan sama-sama tidak saling mengenal antara Bani dengan Wiwit didalam hari-hari mereka berdua didalam ruang perkenalannya.Â
Memang cita-cita Bani adalah menyelsaikan karyanya; yakni buku yang diciptakannya untuk jodohnya siapapun nanti termasuk Wiwit.