Salah satunya adalah perjalanan multimodal atau kombinasi antara perjalanan udara jarak pendek dengan kereta api sebagai langkah untuk mengurangi dampak negatif lingkungan dari penerbangan jarak pendek.
Beberapa maskapai sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan kereta api untuk tetap dapat mengakomodasi kebutuhan transportasi pelanggannya pada rute rute pendek mereka.
Maskapai KLM misalnya, mereka menawarkan apa yang mereka sebut dengan tiket AirRail dengan menggandeng Thalys, sebuah perusahaan kereta api cepat. Pada kerjasama ini para penumpang dari Brussel yang akan terbang ke berbagai tujuan di dunia melalui bandara Schiphol (AMS) dapat check-in di stasiun keberangkatan (multimodal).
Dengan kerjasama ini, maskapai KLM telah melakukan langkah dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan meniadakan penerbangan jarak pendek dari Amsterdam ke Brussel yang biasanya memakan waktu hanya dengan 45 menit.
Dari sisi pelaku perjalanan dan wisata dari Brussel, perjalanan ke AMS dengan kereta api akan lebih lama yaitu sekitar 2 jam 37 menit, pertanyaannya adalah apakah ini bukannya berarti waktu perjalanan kita akan lebih lama? Pertanyaan ini akan terjawab pada bagian artikel ini.
Namun sebelum itu, pertanyaan yang bisa muncul adalah kenapa kereta api dan bukannya bis, dan bagaimana para penyedia jasa kereta api dapat menjadi pendamping penyedia jasa transportasi udara?
Jawaban dari pertanyaan pertama adalah karena kereta api dapat mengangkut lebih banyak penumpang daripada bis dan bahkan pesawat sekalipun untuk sekali trip, sehingga kontribusi terhadap emisi karbon per orangnya akan lebih kecil pula.
Ilustrasinya seperti ini, bila penerbangan dengan jumlah penumpang 150 orang dari titik A ke B menghasilkan emisi 150 kiloton maka kontribusi per orangnya adalah 1 kiloton, namun kereta api dengan 300 penumpang hanya berkontribusi 0.5 kiloton dengan asumsi jumlah emisi yang dihasilkan sama, walau kenyataannya berbeda jauh.
Namun untuk menjawab pertanyaan kedua, kita perlu melihatnya dari berbagai sisi, mulai dari keseluruhan proses perjalanan yang tidak hanya dari titik A ke B saja atau dari bandara keberangkatan ke kedatangan tapi juga termasuk perjalanan dari tempat tinggal kita ke titik A sebagai titik keberangkatan ke titik B dan seterusnya.
Pada umumnya, para pelaku perjalanan dan wisata memilih pesawat dengan alasan lebih cepat sampai di tujuan sehingga mereka lebih banyak memiliki waktu di tujuan, sedangkan bagi pelaku perjalanan bisnis khususnya waktu tempuh perjalanan harus sesuai dengan skedul mereka yang sudah terencana.
Latar belakang kecepatan tersebut adalah satu hal yang mungkin paling sulit untuk dapat menggeser pilihan dan preferensi para pelaku perjalanan dan wisata, sebagai ilustrasi saja, selama tahun 2019 lebih banyak pelaku perjalanan udara untuk perjalanan antara Barcelona ke Madrid daripada pelaku perjalanan darat.