Sedangkan dari sisi penyedia transportasi kereta api, pengadaan kereta api cepat mungkin perlu juga dipikirkan, bukan utamanya bertujuan untuk mengakomodasi para pelaku perjalanan dan wisata yang mengutamakan kecepatan, akan tetapi lebih kepada efisiensi dan utilisasi alat transportasi -- dan pada akhirnya akan berimbas pada penerimaan perusahaan.
Sebuah lokomotif yang mungkin hanya dapat dioperasikan hanya sekali pada satu trip pp dalam sehari mungkin dengan kereta api cepat bisa lebih dari satu trip pp.
Sehingga kerjasama ini dapat menghasilkan solusi win-win kepada kedua perusahaan.
Dan terakhir, pilihan dan preferensi individu mungkin dapat sulit dialihkan, hal ini karena transportasi pada dasarnya kebutuhan namun dengan berbagai macam moda transportasinya sebagai pilihan yang tersedia dimana individu dapat memilihnya dengan berbagai latar belakang masing masing.
Alat transportasi juga bukan sebagai peralatan untuk berkompetisi antar moda transportasi karena semuanya memiliki peran yang sama yaitu konektivitas guna memberi manfaat bagi seluruh penduduk bumi.
Dengan menyediakan jasa transportasi yang bertujuan dan dengan konsep keberlanjutan, tidaklah mustahil pergeseran pilihan dan preferensi tidak terjadi, hal ini kita bisa melihat pada kerjasama antara KLM dan Thalys dimana terdapat sekitar 20--25% atau 36,000 penumpang pada rute Brussel dan Amsterdam yang memilih perjalanan multimodal.
Dari sini kita dapat melihat pilihan dan preferensi para individu terhadap keberlangsungan kehidupan bumi.
Keberlanjutan tidak hanya dilakukan oleh para pabrikan pesawat ataupun perusahaan yang memproduksi alat transportasi lainnya tapi juga semua penduduk bumi termasuk para pelaku perjalanan dan wisata.
Salam Aviasi.
Referensi :