Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perjalanan MultiModal sebagai Solusi Transportasi Berkelanjutan

28 Oktober 2024   12:41 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satunya adalah perjalanan multimodal  atau kombinasi antara perjalanan udara jarak pendek dengan kereta api sebagai langkah untuk mengurangi dampak negatif lingkungan dari penerbangan jarak pendek.

Beberapa maskapai sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan kereta api untuk tetap dapat mengkomodasi kebutuhan transportasi pelanggannya pada rute rute pendek mereka.

Maskapai KLM misalnya, mereka menawarkan apa yang mereka sebut dengan tiket AirRail dengan menggandeng Thalys, sebuah perusahaan kereta api cepat. Pada kerjasama ini para penumpang dari Brussel yang akan terbang ke berbagai tujuan di dunia melalui bandara Schiphol (AMS) dapat check-in di stasiun keberangkatan (multimodal).

Dengan kerjasama ini, maskapai KLM telah melakukan langkah dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan meniadakan penerbangan jarak pendek dari Amsterdam ke Brussel yang biasanya memakan waktu hanya dengan 45 menit.

Dari sisi pelaku perjalanan dan wisata dari Brussel, perjalanan ke AMS dengan kereta api akan lebih lama yaitu sekitar 2 jam 37 menit, pertanyaannya adalah apakah ini bukannya berarti waktu perjalanan kita akan lebih lama ?,  pertanyaan ini akan terjawab pada bagian artikel ini.

Namun sebelum itu, pertanyaan yang bisa muncul adalah kenapa kereta api dan bukannya bis, dan bagaimana para penyedia jasa kereta api dapat menjadi pendamping penyedia jasa tansportasi udara ?

Jawaban dari pertanyaan pertama adalah karena kereta api dapat mengangkut lebih banyak penumpang daripada bis dan bahkan pesawat sekalipun untuk sekali trip, sehingga kontribusi terhadap emisi karbon per orangnya akan lebih kecil pula.

Ilustrasinya seperti ini, bila penerbangan dengan jumlah penumpang 150 orang dari titik A ke B menghasilkan emisi 150 kiloton maka kontribusi per orangnya adalah 1 kiloton, namun kereta api dengan 300 penumpang hanya berkontribusi 0.5 kiloton dengan asumsi jumlah emisi yang dihasilkan sama, walau kenyataannya berbeda jauh.

Namun untuk menjawab pertanyaan kedua, kita perlu melihatnya dari berbagai sisi, mulai dari keseluruhan proses perjalanan yang tidak hanya dari titik A ke B saja atau dari bandara keberangkatan ke kedatangan tapi juga termasuk perjalanan dari tempat tinggal kita ke titik A sebagai titik keberangkatan ke titik B dan seterusnya.

Pada umumnya, para pelaku perjalanan dan wisata memilih pesawat dengan alasan lebih cepat sampai di tujuan sehingga mereka lebih banyak memiliki waktu di tujuan, sedangkan bagi pelaku perjalanan bisnis khususnya waktu tempuh perjalanan harus sesuai dengan skedul mereka yang sudah terencana.

Latar belakang kecepatan tersebut adalah satu hal yang mungkin paling sulit untuk dapat menggeser pilihan dan preferensi para pelaku perjalanan dan wisata,  sebagai ilustrasi saja, selama tahun 2019 lebih banyak pelaku perjalanan udara untuk perjalanan antara Barcelona ke Madrid daripada pelaku perjalanan darat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun