Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dapatkah Kita Hidup di Bumi Tanpa Pesawat?

2 Oktober 2024   12:23 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:07 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut beberapa sumber, cadangan minyak dunia akan habis dalam waktu 50 tahun mendatang atau tahun 2070 an dan bisa lebih cepat apabila konsumsi bahan bakar minyak meningkat terus, apabila prediksi ini benar, pertanyaan diatas sangat dapat dipahami dan mungkin perlu dijawab segera.

Namun bagaimana jika pertanyaan di atas diganti dengan kita kembali ke masa lalu dimana belum ada penerbangan dengan pesawat yang merupakan benda yang lebih berat dari udara, bagaimana kehidupan kita sekarang jika pesawat tidak diciptakan ataupun dikembangkan ?

Moda transportasi udara memang tidak hanya dengan pesawat tapi juga bisa dengan balon udara serta benda yang lebih ringan dari udara lainnya, akan tetapi pesawat lah yang tercepat terlebih dengan perkembangan pada mesin pesawat dengan jet.

Untuk menjawab itu juga tidaklah sesulit jika kita membandingkan dengan dampaknya, mengapa demikian ?

Jawabannya yang pertama muncul jika pesawat tidak tercipta adalah moda transportasi darat yang dipilih banyak orang untuk perjalanan dalam satu pulau/daratan dan moda transportasi laut untuk perjalanan antar pulau/daratan, begitu pula antar benua dan lintas samudera.

Namun bagaimana dampaknya? Pertama adalah waktu tempuhnya akan lebih lama baik itu untuk perjalanan orang maupun barang, selain itu khusus untuk perjalanan darat dengan kereta api akan memakan biaya investasi yang cukup besar.

Sebuah perjalanan dari titik A ke B dengan kereta api akan membutuhkan pembangunan rel kereta api sepanjang rute tersebut dimana investasinya dapat tinggi, begitu juga dengan kendaraan pribadi dan umum yang memerlukan pembangunan jalan -- baik jalan raya maupun tol.

Kita belum lagi memasukkan pengembangan kereta api cepat agar perjalanan orang dan barang dapat dipersingkat waktu tempuhnya.

Hal ini berbeda dengan moda transportasi laut dan udara yang tidak memerlukan pembangunan infrastruktur di sepanjang rute dari titik A ke B karena hanya membutuhkan infrastruktur di titik A dan B (bandar udara).

Pada perjalanan antar benua ataupun lintas samudera akan dilakukan dengan kapal laut, dan walaupun kapal laut dapat mengangkut banyak muatan, waktu tempuhnya juga menjadi pertimbangan.

Perjalanan dari Inggris ke kota New York misalnya akan membutuhkan waktu hingga 7 malam dengan kapal laut, berapa banyak dari kita yang memiliki waktu selama itu untuk berlibur atau mengunjungi kerabat di kala kita memiliki pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan dalam waktu yang lama ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun