Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekpansi Produk Menjadi Alasan Merger antar Dua Perusahaan

28 September 2024   16:17 Diperbarui: 29 September 2024   08:58 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pixabay.com/Sharifdesigns

Jadi mengapa Lockheed dan Martin melakukan merger?

Lockheed ingin memperluas produknya ke segmen antariksa dan karena Martin Marrietta adalah perusahaan yang memang berfokus ke segmen tersebut maka pembicaraan merger pun dilakukan

Alhasil Lockheed Martin kini menjadi salah satu kontraktor utama bagi pihak militer Amerika serta produknya pun makin bervariasi mencakup industri aviasi dan kedirgantaraan hingga antariksa.

Lockheed Corp sebelum merger juga membeli divisi pesawat militer dari General Dynamics, pembelian ini bukan saja membuat Lockheed menjadi pabrikan semua pesawat militer besutan General Dynamics dimana salah satunya adalah F-16 tapi juga mendapat potensi keuntungan dari backlog (pemesanan yang belum terselesaikan) pada pesawat F-16 yang menurut harian New York Times sebesar USD 6 milyar.

Nilai potensi keuntungan tersebut melebihi dari nilai pembelian divisi tersebut yang sebesar USD 1,5 milyar.

##

Baik merger maupun akusisi memang kerap terjadi di segala industri usaha tak terkecuali industri aviasi dengan latar belakang masing-masing.

Namun ada yang menarik dalam industri aviasi--khususnya pada pabrikan pesawat-- adalah persaingan antar kedua perusahaan yang melakukan merger tidak selamanya menjadi alasan utama dibalik merger, hal ini kita bisa melihat pada merger antara Boeing dan McDonnell Douglas, di mana keduanya sama-sama memproduksi pesawat penumpang dan kargo (airliner).

Akan sulit serta sangat jauh kemungkinannya terjadi merger antara dua pabrikan pesawat terbesar di dunia saat ini atas dasar rivalitas agar pesaingnya tidak lagi ada dalam persaingan.

Baik Boeing maupun Airbus justru berlomba melengkapi produknya pada segala segmen mulai dari pesawat airliner, pesawat militer, antariksa hingga helikopter (Airbus Helicopter).

Airbus kini memiliki divisi airliner, defense dan space serta Airbus Helikopter sedangkan Boeing dengan divisi commercial airplanes, defense, space and security dimana Boeing Rotorcraft System untuk produk helikopternya sebagai bagiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun